03-HAGIAN-AK2-SORE
UTANG JANGKA PANJANG
A. KARAKTERISTIK
DAN PENGERTIAN UTANG JANGKA PANJANG
Utang
jangka panjang merupakan utang perusahaan yang akan jatuh tempo lebih dari satu
periode. Contoh Utang Jangka Panjang dan Utang Obligasi
Utang
jangka panjang merupakan utang yang memerlukan proses formal dalam
pembentukannya, yaitu persetujuan dari dewan direksi dan/atau pemegang saham.
Selain itu, utang jangka panjang selalu dibarengi dengan perjanjian atau
batasan – batasan tertentu untuk perlindungan baik kreditor maupun debitor (
peminjam )
B. UTANG
WESEL JANGKA PANJANG
Perbedaan utang wesel jangka
panjang dan utang wesel jangka pendek adalah pada saat jatuh temponya.
Perbedaan utang wesel jangka panjang dengan utang obligasi adalah utang wesel jangka
panjang tidak tersedia di pasar sekuritas umum. Sedangkan, persamaa antara
utang wesel jangka panjang dengan utang obligasi adalah keduanya dinilai pada present value future interest dan arus
kasnya, dengan diskonto atau premium yang diamortisasi sepanjang umur wesel
atau obligasi
1.
Wesel
diterbitkan pada nilai pari
Apabila suatu wesel
diterbitkan pada saat tingkat suku bunga efektif dan besarnya bunga yang
tercantum pada nilai pari adalah sama maka tidak aka nada diskon ataupun
premium sehingga wesel tersebut dikatakan diterbitkan pada nilai pari.
Contoh :
PT Skandal menerbitkan wesel 3 tahun, Rp
100.000.000 10% kepada PT Bungalow pada tanggal 1 Januari 2007. Pada saat itu,
tingkat suku bunga efektif adalah sebesar 10%. Bagaimana jurnal yang dilakukan
oleh PT Skandal pada saat penerbitan wesel dan pembayaran bunga setiap tahunnya
01/01/07 Kas…………………………..Rp.100.000.000
Utang
Wesel………………………..Rp. 100.000.000
( mencatat penerbitan obligasi )
31/12/07 Biaya Bunga………………....Rp. 10.000.000
Kas………………………………Rp.10.000.000
( Mencatat
pembayaran bunga tahun 2007 )
2.
Wesel
diterbitkan tidak pada nilai pari
a.
Zero-interest-bearing notes
Sama halnya dengan
utang wesel jangka pendek, Zero-interest-bearing
notes bukan berarti utang wesel jangka panjang yang sama tanpa bunga,
tetapi bunga tetap harus dibayar walaupun itu implisit dan disebut dengan
tingkat bunga implisist. Tingkat bunga implisit merupakan tingkat bunga hasil
dari perbandingan kas yang diterima dengan jumlah yang diterima di masa
mendatang. Selisih antara nilai [ari utang wesel dengan nilai yang di-present value-kan ( kas yang diterima )
dicatat sebagai diskon dan diarmotisasi ke biaya bunga sepanjang umur utang
wesel tersebut.
Contoh :
PT perahu menerbitkan utang wesel yang akan
jatuh tempo 3 tahun, senilai Rp.100.000.000, zero-interst-bearing notes pada tanggal 2 Januari 2006 kepada PT
Kapal. Jumlah kas yang harus dibayar pada saat jatuh tempo adalah
Rp.100.000.000. Setelah di-present-value-kan
dengan tingkat bunga implisit sebesar 9% maka jumlah kas yang diterima saat
penerbitan adalah sebesar Rp.7.721.800 (present
value Rp 1 untuk 3 tahun pada tingkat bunfa 9% adalah Rp 0.77218). Jurnal
yang dicatat oleh PT Kapal adalah sebagai berikut:
01/01/06 Kas……………………………..Rp. 7.721.800
Diskon utang wesel……………Rp.
2.278.200
Utang Wesel……………………Rp. 10.000.000
( mencatat penerbitan utang
wesel )
Diskon
utang wesel diarmotisasi dan biaya bunga diakuai setiap tahun dengan
menggunakan metode bunga efektif (effective
interst method). Berikut ini perhitungannya :
Perhitungan armotisasi diskon
utang wesel dengan metode bunga efektif
( wesel 0%, diskon pada 9% )
Kas
Dibayar
|
Biaya
Bunga
|
Amortisasi
Diskon
|
Nilai
Buku Wesel
|
|
Saat
Penerbitan
|
7.721.800
|
|||
Akhir
tahun-1
|
0
|
694.960
|
694.960
|
8416.760
|
Akhir
tahun-2
|
0
|
757.510
|
757.510
|
9.174.270
|
Akhir
tahun-3
|
0
|
825.730
|
825.730
|
10.000.000
|
Total
|
0
|
2.278.200
|
2.278.200
|
a.
Rp
7.721.800 x 0.09 = Rp.694.960
b.
Rp
694.960 = Rp.694.960
c.
Rp.
7.721.800 + Rp.694.960 = Rp.8.416.760
Biaya
bunga pada akhir tahun pertama dengan metode bunga efektif di atas dicatat oleh
PT Kapal sebagai berikut :
31/12/06 Biaya Bunga…………………………………….Rp 694.960
Diskon Utang Wesel………………………..Rp.694.960
( Mencatat bunga
utang wesel )
Jumlah
diskon adalah Rp. 2.278.200 Dalam hal ini, merupakan jumlah biaya bunga wesel
selama 3 tahun.
b.
Interst-Bearing notes
Zero-interst-bearing
notes merupakan
contoh ekstrem perbedaan antara tingkat bunga utang wesel yang tercantum dengan
tingkat bunga efektif, Padahal, di hampir semua kasus, perbedaannya tidaklah
seekstream contoh diatas. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini :
PT Mercon menerbitkan
utang wesel berbunga ( interest-bearing
notes ) Rp.10.000.000 3 tahun dengan 10 % kepada Petasan pada tanggal 1
januari 2005. Tingkat suku bunga pasar saat itu adalah 12%. Oleh karena tingkat
bunga efektif adalah 12 persen yang lebih besar daripada tingkat bunga yang
tercantum 10 persen maka present value
utang wesel tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai parinya. Sehingga,
utang wesel tersebut ditransaksikan dengan diskon. Perhitungan uang kas dan
diskon yang diterima adalah sebagai berikut :

Nilai
Pari Utang Wesel
10.000.000
Present
value utang ( principal )
Rp.10.000.000 ( PVF 3.12 % ) Rp.7.118.000
Present
Value Bunga Utang
Rp. 1.000.000 ( PVF-AO 3.12%) Rp 2.402.000
Present Value Utang
wesel
Rp.9.520.000
Diskon
Rp
480.000
Jurnal
yang dicatat oleh PT Mercon untuk transaksi ini adalah sebagai berikut :
01/01/05 Kas …………………………………….Rp.9.520.000
Diskon Utang
wesel……………………Rp 480.000
Utang
wesel……………………………Rp.10.000.000
( Mencatat penerbitan
utang wesel )
Kemudian,
diskon tersebut diarmotisasi selama tiga tahun degan perhitungan sebagai
berikut
Perhitungan Amortisasi Diskon
Wesel Berbunga dengan metode Bunga efektif ( Wesel 0%, Didiskon pada 9%)
Kas
Dibayar
|
Biaya
Bunga
|
Amortisasi
Diskon
|
Nilai
Buku Wesel
|
|
Saat
Penerbitan
|
9.520.000
|
|||
Akhir
tahun-1
|
1.000.000
|
1.142.000
|
142.000
|
9.662.000
|
Akhir
tahun-2
|
1.000.000
|
1.159.000
|
159.000
|
9.821.000
|
Akhir
tahun-3
|
1.000.000
|
1.179.000
|
179.000
|
10.000.000
|
Total
|
3.000.000
|
3.480.000
|
480.000
|
Selanjutnya,
pada akhir tahun pertama, penjunalan untuk biaya bunga yang diakui oleh PT
Mercon adalah sebagai berikut
31/12/06 Biaya bunga…………………………….Rp.1.142.000
Diskon
Utang Wesel…………….Rp. 142.000
Kas………………………………..Rp. 1.000.000
C. UTANG
OBLIGASI
Pengertian
Utang obligasi pada dasarnya
merupakan suatu pernyataan pengakuan utang berbunga secara tertulis, sekaligus
surat kesanggupan untuk membayar bunga secara periodic dan pelunasannya.
Misalkan, anda memiliki satu lemar SUO ( Surat Utang Obligasi ) yang
dikeluarkan oleh PT Libra maka berarti PT Libra secara tertulis mengakui
berutang kepada anda. Sekaligus PT Libra menyatakan sanggup untuk membayar
bunga obligasi secara periodic kepada anda dan sanggup melunasi pada saatnya.
Secara umum di dalam SUO terdapat
informasi mengenai hal-hal berikut :
1.
Nilai
nnominal, yaitu nilai yang tercantum di dalam SUO. Nilai ini merupakan jumlah
yang diakui oelh perusahaan penerbit obligasi sebagai pokok utang yang akan
dilunasi pada saat jatuh tempo. Walaupun pada umunya jumlah yang akan
dibayar/dilunasi oleh perusahaan penerbit obligasi adalah sebesar nilai
nominalnya, akan tetapi ada juga obligasi yang pelunasannya tidak sebesar
nominalnya. Jika obligasi akan dilunasi tidak sebesar nilai nominalnya. Jika
obligasi akan dilunasi tidak sebesar nilai nominalnya maka kurs pelunasannya
dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai nominalnya. Sebagai contohnya,
nilai nominal obligasi PT Libra yang anda miliki adalah sebesar Rp.100.000
Obligasi tersebut akan dilunasi oleh PT Libra dengan kurs pelunasan 110. Maka, ketika obligasi yang
anda miliki dilunasi, anda akan menerima uang sebesar Rp.110.000 yaitu 110% x
Rp 100.000
2.
Tingkat
bunga yaitu besarnya bunga per tahun yang disanggupi penerbit obligasi untuk
dibayarkan secara periodic kepada pemegangnya. Tingkat bunga ini biasanya
dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai nominalnya. Sebagai contoh,
Obligasi PT Libra yang anda miliki mempunyai tingkat bunga sebesar 12%. Ini
berarti anda berhak menerima pembayaran bunga dari PT Libra sebesar Rp.12.00
per tahun, yaitu 12% x 100.000
3.
Periode
pembayaran bunga, merupakan jangka waktu pembayaran bunga yang menjadi
kewajiban perusahaan penerbit obligasi. Preiode pembayaran bunga ini bisa
setahun sekali, tengah tahun, triwulanan, dan sebagainya. Preiode pembayaran
bunga tengah tahunan artinya bunga obligasi dibayarkan setiap setengah tahun
sekali. Sebagai contoh, bunga obligasi PT Libra yang anda miliki dibayarkan
tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Maka, setiap tanggal 1 April dan 1 oktober
anda menerima pembayaran bunga dari PT Libra sebesar Rp.6000 yaitu 6/12 x 12% x
Rp 100.000. Pembayaran bunga ini akan
anda terima terus selama anda masih memiliki obligasi tersebut sampai dilakukan
pelunasan terhadapnya.
4.
Tanggal
jatuh tempo adalah saat obligasi harus dilunasi oleh penerbitny. Sebagai
contoh, obligasi PT Libra yang anda miliki mempunyai tanggal jatuh tempo 1
Oktober 2020. Ini berarti obligasi tersebut sudah harus dilunasi oleh PT Libra
pada tanggal 1 Oktober 2020. Adakalanya jatuh tempo obligasi dinyatakan dalam
bentuk umur yang dihitung dari saat penjualannya. Misalnya, obligasi PT Libra
di atas dijual pada tanggal 1 agustus 2000 dan mempunyai umur 15 tahun. Maka,
tanggal jatuh tempo obligasi tersebut adalah 1 Agustus 2015.
D. PENERBITAN
SURAT UTANG OBLIGASI
Di pengantar sudah di singgung
bahwa timbulnya utang obligasi karena perusahaan memerlukan adanya tambahan
dana untuk membiayai suatu investasi yang memerlukan dana cukup besar. Sering
kali hasil dari investasi tersebut baru bisa dinikmati setalah beberapa tahun
sehingga perusahaan tidak bisa memenuhi dana dengan utang jangka pendek dan
karena besarnya kebutuhan dana tersebut, perusahaan juga tidak bisa
menghimpunya hanya dari satu investor saja. Sedangkan untuk menghimpun dana
dengan cara mengeluarkan saham baru menimbulkan konsekuensi-konsekuensi
tertentu.
Di bandingkan dengan penerbitan
saham baru, pemenuhan dana dengan jalan menerbitkan obligasi memberikan
beberapa keuntungan, anatara lain berikut ini.
1.
Sering
sekali pengeluaran untuk membayar bunga obligasi jumlahnya lebih kecil
disbanding dengan pembayaran dividen saham
2.
Bunga
merupakan pengeluaran yang bisa
dikurangkan terhadap laba sebelum pajak penghasilan, sedangkan dividen tidak.
Sehingga pembayaran bunga obligasi akan menimbulkan penghematan pajak
penghasilan
3.
Pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan masih memiliki proporsi yang tetap atas pemilikan terhadap
perusahaan. Proporsi ini kemungkinan besar akan berubah jika perusahaan
mengeluarkan saham baru
Walaupun mempunyai beberapa
keuntungan, pengeluaran obligasi masih tetap mempunyai konsekuensi yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan. Konsekuensi tersebut adalah dalam keadaan
perusahaan menderita kerugian pembayaran
bunga harus tetap dilakukan. Hal demikian tidak berlaku pada pembayaran
dividen, dimana dividen akan dibayarkan jika perusahaan memperoleh keuntungan
Boleh tidaknya suatu perusahaan
mengeluarkan obligasi ditentukan oleh peraturan pemerintah yang berlaku
ditempat berdirinya perusahaan yang bersangkutan. Selain harus memperoleh izin
dari pemerintah, pengeluaran obligasi juga harus mendapatkan persetujuan dari
pemegang saham dan otoritas dari dewan komisaris. Setelah perizinan diperoleh
perusahaan bisa menerbitkan obligasi dan mejualnya kepada calon investor yang
berminat. Calon investor bisa perorangan atau sebuah organisasi. Penjualan
obligasi bisa dilakukan oleh perusahaan sendiri atau diserahkan kepada penjamin
emisi yang biasnya merupakan lembaga keuangan. Diserahkan kemungkinan rugi yang
bisa diderita oleh perusahaan sehubungan
dengan penjualan obligasi tersebut.
Sesuai dengan tujuan pengeluaran
obligasi untuk menghimpun dana yang besar maka obligasi tersebut sangat kecil
kemungkinannya utuk dijual kepada satu atau sedikit investor. Hal ini
dikarenakan mempunyai total nominal yang besar dikeluarkan. Untuk memudahkan
penjualannya maka obligasi biasanya dipecah menjadi nominal yang kecil-kecil,
misalkan per lembar mempunyai nominal Rp 10.000, Rp 25.000, Rp.100,000,
Rp.500.000 dan sebagainya. Sebagai contoh, pemegang saham dan dewan komisaris
PT Libra mengotorisasi pengeluaran obligasi dengan total nominal
Rp.100.000.000. Obligasi tersebut dipecah dengan nominal per lembar : Rp.
10.000 sebanyak 1.000 lembar, Rp. 25.000 sebanyak 1.000, Rp 50.000 sebanyak 500
lembar, dan 100.000 sebanyak 400 lembar
E. JENIS
UTANG OBLIGASI
Ada
beberapa jenis obligasi yang bisa dibedakan dari beberapa tinjauan, antara lain
berikut ini.
1.
Dilihat
dari bukti kepemilikan obligasi ,ada 2 jenis obligasi yaitu berikut ini
a.
Obligasi
atas nama ( registered bonds )
Obligasi ini
memerlukan pendataran nama pemiliknya dalam catatan perusahaan. Jika terjadi
pemindahan pemilikan, perusahaan penerbit harus mengetahuinya. Dalam hal ini,
obligasi yang dijual dibatalkan dan diterbitkan obligasi baru atas nama pemilik
baru
b.
Obligasi
atas unjuk ( beared bonds ) atau
obligasi kupon ( coupon bonds )
Obligasi ini mudah
sekali pemindahan pemiliknya. Oleh karena orang yang bisa menunjukkan surat
obligasi tersebut atau yang menyerahkan kupon yang memang disertakan dianggap
sebagai pemiliknya dan berhak atas pembayaran bunga.
2.
Dilihat
dari cara pelunasannya, obligasi dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu berikut ini
a.
Obligasi
besyarat ( term bonds ) atau straight bonds, ordinary bonds adalah
obligasi yang jatuh temponya pada satu tanggal. Pelunasan terhadap obligasi ini
dilakukan seluruhnya pada tanggal jath temponya
b.
Obligasi
berseri ( serial bonds )
Adalah obligasi yang
pelunasannya dilakukan secara bertahap. Dengan kata lainm obligasi ini
mempunyai tanggal jath tempo yang tidak sama untuk masing –masing sering.
c.
Obligasi
terpanggil ( callable bonds ) atau I
redeemable bonds
Obligasi jenis ini
saat pelunasannya tergantung pada perusahaan yang menerbitkan. Jika perusahaan
penerbit menginginkan untuk mengurangi utang obligasinya maka ia akan memanggil
dan memberitahukan kepada pemilik obligasi mengenai bagian obligasi yang akan
dilunasi. Perusahaan, kemudian melunasi sebesar bagian utang obligasi tersebut.
Bunga atas obligasi yang dilunasi dibayarkan lagi.
3.
Dilihat
dari ada tidaknya jaminan, dikenal 2 jenis obligasi, yaitu berikut ini
a.
Obligasi
terjamin ( secured binds )
Obligasi ini
diterbitkan dengan disertai jaminan berupa harta tertentu dari perusahaan
penerbit
b.
Obligasi
tak terjamin ( unsecured bonds ) atau
debenture bonds
Obligasi jenis ini tidak
dijamin dengan harta tertentu dari perusahaan penerbit. Tetapi walaupun begitu
secara hokum obligasi ini dijamin dengan setiap harta perusahaan yang belum
dijadikan jaminan untuk keperluan lain
4.
Obligasi
terjamin ditinjau dari harta untuk menjaminnya dibedakan menjadi berikut :
a.
Obligasi
hipootek ( mortgage bonds )
Obligasi ini dijamin
dengan aktiva tetap tertent milik perusahaan penerbit
b.
Obligasi
jaminan kepercayaan ( collateral trust
bonds )
Obligasi jenis ini
pengeluarannya dijamin dengan surat berharga perusahaan lain yang dimiliki
perusahaan penerbit
c.
Obligasi
bergaransi ( guaranteed bonds )
Merupakan obligasi
yang dijamin oleh pihak ketiga
5.
Ditinjau
dari pembayaran bunganya, obligasi bisa dibedakan
a.
Obligasi
laba ( income bonds )
pada obligasi jenis
ini pembayaran bunga dilakukan jika perusahaan penerbit memperoleh laba dalam
operasinya
b.
Obligasi
penghasilan ( revenue bonds )
Obligasi ini
pembayaran bunganya diambilkan dari penghasilan tertentu perusahaaan penerbit
Di sampan jenis-jenis
obligasi, seperti yang disebutkan dia atas maka masih ada jenis obligasi yang
merupakan bagian dari obligasi-obligasi tersebut misalnya, Subordinated
Debentures Bonds, First Mortgage Bonds, dan sebagainya
F. HARGA
PASAR OBLIGASI
Surat
utang obligasi sebagai satu jenis surat berharga yang dijual melalui bursa
surat berharga, sangat dimungkinkan memiliki harga jual yang tidak sama dengan
nilai nominalnya. Harga jual obligasi
ini sangat tergantung dari kondisi perusahan penerbitnya. Kondisi yang baik
dari perusahaan penerbit obligasi, yang sering diukur dari bonafiditas dan
tingkat profibilitasnya akan menyebabkan harga jual obligasinya menjadi tinggi.
Bisa juga harga obligasi ditentukan dengan memperhitungkan taksiran tingkat
bunga yang berlaku di pasar uang selama obligasi tersebut dalam peredarannya.
Secara teoritis harga jual obligasi yang dikaitkan dengan tingkat bunga yang
berlaku di pasar uang bisa diterangkan sebagai berikut. Penentuan besarnya
bunga obligasii yang akan dibayarkan secara periodik oelh perusahaan
penerbitnya biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya tingkat bunga
yang berlaku di pasar uang. Dalam hal
ini, tingkat bunga yang berlaku di pasar uang biasa disebut dengan tingkat
binga efetif. Akan tetapi, tingkat bunga efektif yang bersifat dinamis
tergantung dari keseimbangannya yang terjadi di pasar uang maka bunga obligasi
sering kali besarnya tidak sama dengan bunga efektif. Agar beban bunga obligasi
yang menjadi tanggungan perusahaan penerbit sama dengan besarnya bunga efektif
pada penntuan harga jual obligasi yang bersangkutan. Sehingga berdasarkan
konsep time value of maney harga jual
obligasi harus ditentukan dengan menghitung nilai tunai ( present value ) dari bunga periodic yang dibayarkan dan nilai tunai
pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo berdasarkan bunga efektif yang
diperkirakan akan berlaku selama masa edar obligasi yang bersangkutan. Mungkin
anda akan lebih jelas jika mempelajari contoh berikut
Contoh
Obligasi
PT Libra dengan nominal Rp 100.000 dengan tingkat bunga 12 % per tahun dibayar
setahun sekali dan mempunyai masa edar selama 5 tahun. Jika diperkirakan
tingkat bunga efektif yang berlaku selama 5 tahun tersebut adalah 10 %, berapa
harga jual yang layak atas obligasi tersebut ?
Harga
jual obligasi tersebut bisa dihitung sebagai berikut
Bunga
obligasi per tahun = 12 % x Rp. 100.000 = Rp. 12.000 Nilai tunai bunga obligasi
untuk masing - masing tahun pembayaran
adalah :
Akhir
tahun ke-1 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -1 = Rp.10.909,09
Akhir
tahun ke-2 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -2 = Rp.9.917,36
Akhir
tahun ke-3 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -3 = Rp.9.015,78
Akhir
tahun ke-4 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -4 = Rp.8.196,16
Akhir
tahun ke-5 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -5 = Rp.7.451,05
Jumlah
nilai tunai anuitas selama 5 tahun
Rp.45.489,44
Nilai
tunai dari nominal obligasi yang akan dilunasi pada akhir tahun ke -5 adalah
Rp
100.000 x ( 1 + 0,1) ^ -5 Rp 62.092,57
Harga
jual obligasi Rp 107.582,01
Dari perhitungan di atas bisa kita lihat bahwa
harga jual obligasi tersebut ternyata lebih besar dari nilai nominalnya. Ini
dikarenakan bunga efektif yang berlaku lebih rendah dari bunga obligasi
sehingga orang merasa lebih untung jika menanamkan uangnya dengan membeli
obligasi tersebut. Dan ini mendorong harga obligasi menjadi lebih tinggi dari
nilai nominalnya, disamping sebagai penyesuai terhadap beban bunga obligasi.
Sebagai bahan pemikiran anda, coba dipikirkan bagaimana kalau bunga efektif
lebih besar dari bunga obligasi dan bagaimana jika keduanya mempunyai besar
yang sama ?
G. PENJUALAN
OBLIGASI TEPAT PADA TANGGAL JATUH TEMPO BUNGA
Obligasi yang penjualannya tepat
pada tanggal jath tempo bunga, tidak mengandung unsur bunga berjalan sehingga
pencatatannya pun tidak perlu memperhitungkan unsur bunga berjalan tersebut.
Coba ikuti contoh berikut
Contoh
Pada tanggal 1 juli 2003, obligasi
PT Libra pada contoh sebelumnya terjual sebanayak 50 lembar, dengan perincian
sebagai berikut
a.
20
lembar terjual dengan kurs 90
b.
10
lembar terjual dengan kurs 100
c.
20
lembar terjual dengan kurs 105
Pencatatan
terhadap penjualan obligasi tersebut adalah sebagai berikut
1)
Metode
obligasi terjual yang dicatat
1/7/03 Kas………………………………….Rp. 180.000
Diskonto Utang Obligasi…………...Rp.
20.000
Utang
Obligasi…………………………Rp.200.000
Perhitungan :
-
Nominal
obligasi = 20 lembar x Rp. 10.000 = Rp.200.000
-
Harga
jual = 90% x Rp.200.000 = ( Rp.180.000 )
-
Diskonto
Utang Obligasi = 20.000
1/7/03
Kas…………………………………………………..Rp.100.000
Utang
obligasi………………………………………….Rp.100.000
( Mencatat Penjualan
10 Lembar SUO dengan kurs 100 )
1/7/03
kas…………………………………………………..Rp 210.000
Premium Utang
Obligasi……………………………..Rp.10.000
Utang
Obligasi……………………………………….Rp.200.000
( Mencatat penjualan 20
lembar SUO denga kurs 105 )
Perhitungan :
-
Harga
jual SUO = 105% x 20 lembar x Rp.10.000 =
Rp.210.000
-
Nominal
SUO = 20 lembar x Rp.10.000 = ( Rp.200.000 )
-
Premium
Utang Obligasi =
Rp. 10.000
2)
Metode
tidak hanya obligasi terjual saja yang dicata
1/7/03 Kas………………………………….Rp. 180.000
Diskonto Utang
Obligasi……………Rp.20.0000
Obligasi Belum
terjual…………………….Rp.200.000
( mencatat penjualan 10
lembar SUO dengan kurs 90 )
1/7/03 Kas………………………………………Rp. 100.000
Obligasi Belum
terjual………………………Rp.100.0000
1/7/03 Kas………………………………….Rp 210.000
Premium Utang
Obligasi……………………….Rp.10.000
Obligasi Belum
terjual………………………….Rp. 200.000
(
Mencatat Penjualan 20 Lembar SUO dengan kurs 105)
H. PENJUALAN
OBLIGASI SELAIN PADA TANGGAL JATUH TEMPO BUNGA
Jika penjualan obligasi dilakukan
tidak tepat pada tanggal jatuh tempo bunga maka kita harus memperhitungkan
unsur bunga berjalan. Pengertian bunga berjalan bisa dijelaskan sebagai
berikut. Perusahaan penerbit obligasi membayar bunga utang obligasi secara
periodic ( berkala ) kepada pemegang obligasi selalu dalam jumlah tetap. Jumlah
yang akan dibayarkan adalah sebesar tariff bunga obligasi dikalikan dengan
nominalnya. Contohnya, dengan anggapan obligasi PT Libra pada contoh diatas.
Sudah terjual semua maka setiap tanggal 1 januari dan 1 juli PT Libra harus
membayar bunga sebesar 6/12 x 12% x Rp.1000.000 = Rp.60.000. Pembayaran bunga
tersebut dilakukan sampai utang obligasi sudah dilunasi. Pembayaran bunga dalam
jumlah yang tetap adalah dengan mempertimbangkan segi praktisnya, yaitu
kemudahan dalam pelaksanaanya. Konsekuensi dari hal tersebut jika penjualan
obligasi tidak tepat pada tanggal jatuh tempo bunga maka pembeli harus
mengembalikan terlebih dahulu kelebihan pembayaran bunga yang akan diterimanya
pada tanggal jatuh tempo tersebut. Kelebihan pembayaran bunga tersebut adalah
besarnya bunga untuk jangka waktu antara tanggal jatuh tempo bunga sebelumnya
sampai tanggal pembelian obligasi dan kelebihan pembayaran bunga inilah yang
disebut dengan bunga berjalan. Untuk
lebih jelas coba anda ikuti contoh berikut :
Contoh
PT Libra pada contoh sebelumnya
terjual lagi sebanayak 40 lembar,pada tanggal 1 september 2003 dengan perincian
sebagai berikut
d.
20
lembar terjual dengan kurs 95
e.
10
lembar terjual dengan kurs 100
f.
20
lembar terjual dengan kurs 110
Pencatatan
terhadap penjualan obligasi tersebut adalah sebagai berikut
·
Metode
obligasi terjual yang dicatat
1/9/03 Kas………………………………….Rp. 194.000
Diskonto Utang Obligasi…………...Rp.
10.000
Biaya Bunga…………………………..Rp.
4.000
Utang
Obligasi…………………………Rp.200.000
( Mencatat penjualan 20 Lembar SUO dengan kurs
95 )
Perhitungan :
-
Nominal
obligasi = 20 lembar x Rp. 10.000 = Rp.200.000
-
Diskonto
Utang Obligasi
= Rp.10.000
-
Harga
jual = 95% x Rp.200.000 = Rp.190.000
-
Bunga
berjalan 1 juli – 1 september 1999
2/12 x 12% x
Rp.200.000 = Rp.4.000
Kas yang diterima PT
Libra Rp 194.000
1/7/03
Kas…………………………………………………..Rp.100.000
Premium Utang
Obligasi………………………………Rp.10.000
Biaya Bunga
Obligasi………………………………….Rp.2.0000
Utang
obligasi………………………………………….Rp.100.000
( Mencatat Penjualan
10 Lembar SUO dengan kurs 110 )
Perhitungan :
-
Nominal
SUO = 10 lembar x Rp.10.000 = Rp.100.000
-
Premium
Utang Obligasi =
Rp. 10.000
-
Harga
jual SUO = 110% x Rp 100.000 = Rp.110.000
-
Bunga
berjalan = 2/12 x 12% x Rp.100.000 =
Rp.2.000
-
Kas
yang diterima PT.Libra =
Rp.112.000
·
Metode
tidak hanya obligasi terjual saja yang dicata
1/9/03 Kas………………………………….Rp. 194.000
Diskonto Utang
Obligasi……………Rp.10.0000
Biaya bunga
obligasi………………………Rp.4000
Obligasi Belum
terjual…………………….Rp.200.000
( mencatat penjualan 20 lembar SUO
dengan kurs 95 )
1/9/03 Kas………………………………………Rp. 102.000
Biaya Bunga
Obligasi……………………….Rp.2.000
Obligasi Belum
terjual………………………Rp.100.0000
( mencatat penjualan 10 lembar
SUO dengan kurs 100 )
1/9/03 Kas………………………………………Rp. 112.000
Premium Utang
Obligasi……………………Rp.10.000
Biaya Bunga
Obligasi……………………….Rp.2.000
Obligasi Belum
terjual………………………Rp.100.0000
(
Mencatat Penjualan 20 Lembar SUO dengan kurs 95)
Pencatatan
terhadap bunga berjalan, seperti contoh di atas adalah menggunakan Pendekatan
Laba/Rugi yaitu dengan cara mengkredit rekening biaya bunga obligasi terlebih
dahulu. Pada saat jatuh tempo bunga rekening biaya bunga obligasi akan di debit
sebesar kas yang dibayarkan sehingga akhirnya besarnya biaya bunga obligasi
hanya sebesar yang memang ditanggung perusahaan. Menggunakan pendekatan rugi /
laba ini di nilai lebih praktis karena pencatatan terhadap pembayaran bunga
periodic tidak akan mengalami perubahan
I. AMORTISASI
PREMIUM ATAU DISKONTO UTANG OBLIGASI
Kalau anda membaca Standar
Akuntansi Keuangan ( SAK) 1999, pada paragraph 13 dari PSAK No.13. anda akan
menemui prinsip yang mengatur perlakuan terhadap premi atau diskonto obligasi (
sekuritas utang ) , Aturan mengenai perlakuan terhadap premium atau diskonto
obligasi tersebut pada garis besarnya berisi :
“ Perbedaan anatara biaya
perolehan dan nilai penebusan ( redemption
value ) suatu investasi dalam sekuritas utang ( diskonto atau premi pada
pembelian ) biasanya diarmotisasi oleh investor selama periode dari pembelian
sampai saat jatuuh tempo sehingga hasil yang konstan ( constant yield ) diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau
premi yang diarmotisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada penghasilan
bunga, dan sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat
sekuritas ( carrying value )
tersebut. Nilai tercatat yang dihasilkan, selanjutnya dianggap sebagai harga
perolehan.”
Alokasi terhadap premium atau
diskonto tersebut sebenarnya merupakan penyesuaian terhadap beban bunga yang
benar – benar menjadi tanggungan perusahaan penerbit. Misalkan, pada premium
utang obligasi yang timbul karena adanya kelebihan harga jual dari nilai
nominal obligasi maka beban bunga yang harus ditanggung perusahaan tidak lagi
sebesar yang dibayarkannya. Untuk jelasnya coba anda perhatikan contoh berikut.
12 % Obligasi PT Libra nominal Rp.100.000
umur 3 tahun, laku dijual dengan harga Rp.110.000 maka :
-
Total
bunga periodic selama 3 tahun
= 3 x 12% x
Rp.100.000 = Rp.36.0000
-
Premium
Oblligasi
= Rp.110.000 – 100.000 = ( Rp.10.000)
-
Beban
bunga yang benar – benar menjadi
tanggungan PT Libra selama 3 Tahun = Rp.26.000
dari contoh tersebut kita ketahui
bahwa PT Libra sebenarnya hanya menanggung beban bunga sebesar Rp.26.000 selama
umur utang oblligasi ini. Agar bisa diperoleh beban bunga yang adil dan wajar
tiap periode akuntansi maka premium yang timbul harus dialokasikan ke setiap
pengakuan / pembayaran bunga periodic. Jika anda bertanya, bagaimana bisa
timbul premium, yang kemudian harus diarmotisasikan tersebut maka jawabannya
bisa dijelaskan sebagai berikut
sebenarnya
peruashaan penerbit obligasi, dalam contoh diatas adalah PT Libra, telah
menetapkan tariff bunga periodic yang teralalu tinggi dibanddingkan dengan tariff
bunga efektif yang berlaku di pasar uang. Oleh Karenanya, perusahaan sudah
sewajarnya kalau menetapkan harga jual obligasi dengan memperhitungkan bunga
efektif. Dengan memperhitungkan bunga efektif yang lebih rendah dari bunga
obligasi dalam menentukan harga jual, akibatnya harga jual obligasi menjadi
lebih tinggi dari nilai nominalnya. Dari sinilah timbul kelebihan harga yang disebut
dengan premium obligasi. Dan premium ini sebenarnya merupakan selisih lebih
bunga obligasi terhadap bunga efektif sehingga bunga obligasi yang dibayarkan
secara periodic harus disesuaikan secara adil dan wajar dengan premium yang
timbul
sekarang tentunya anda bertanya,
bagaiman cara mengamortisasikan premium atau diskonto obligasi tersebut? Nah,
untuk itu anda akan diberi sebuah contoh agar anda bisa mengerti cara
mengamortisasi premium atau diskonto obligasi sesuai dengan ketentuan SAK,
yaitu dengan menggunakan metode garis lurus dan metode bunga ( interest method )
Contoh
PT Naufal mengeluarkan 12 % SUO dengan nominal
Rp.100.000 Bunga dibayarkan di belakang tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. SUO
akan jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2007. SUO tersebut laku terjual pada
tanggal 1 Januari 2004
a.
Harga
jual SUO jika diperhitungkan bunga efektif 10% per tahun
b.
= 105.701,99
c.
Harga
jual SUO jika diperhitungkan efektif 15% per tahun
Coba
anda perhatikan perhitungan di atas. Ingat bahwa bunga obligasi dibayarkan tiap
6 bulan sekali
a.
Amortisasi
Metode Garis Lurus
Dengan
mengegunakan metode garis lurus maka
alokasi premium ataupun diskonto obligasi dibagi sama rata ke setiap pembebanan
bunga. Coba anda pelajari table amortisasi premium dan diskonto utang obligasi
dari contoh berikut ini
Perhitungan
Amortisasi Premium Utang Obligasi – Metode Garis Lurus
Tanggal Jatuh Tempo Bunga
|
Bunga
nominal (*)
|
Amortisasi
Premium ( **)
|
Beban
bunga Riil
|
Premium
Utang Obligasi
|
Nilai
buku utang obligasi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.701,99
|
105.701,99
|
1-7-2004
|
6.000
|
950,33
|
5.049,67
|
4.751,66
|
104.701,99
|
6.000
|
950,33
|
5.049,67
|
3.802,33
|
103.801,33
|
|
6.000
|
950,33
|
5.049,67
|
2.851,00
|
102.851,00
|
|
6.000
|
950,33
|
5.049,67
|
1.900.67
|
101.900,67
|
|
6.000
|
950,33
|
5.049,67
|
950,34
|
100.950,34
|
|
6.000
|
950,33
|
5.049,67
|
100.000
|
Catatan :
(*) Bunga Obligasi 6 bulan = 6/12 x 12% x
Rp.100.000 = Rp.6.000
(**) Amortisasi
Premium 6 bulan = 1/6 x Rp.5.701,99 = Rp.950,33
Jurnal untuk mencatat
tempo bunga adalah berikut ini :
Premium Utang Obligasi …………………………………Rp.953,33
Biaya Bunga
Obligasi………………………………Rp. 953,33
( mencatat amortisasi premium obligasi
untuk 6 bulan )
Sumber :
Abdul Rahman. Materi pokok akuntansi keuangan
menengah II. Edisi 2. Tangerang Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar