Rabu, 13 Desember 2017

HUTANG JANGKA PANJANG


03-HAGIAN-AK2-SORE


UTANG JANGKA PANJANG

A.     KARAKTERISTIK DAN PENGERTIAN UTANG JANGKA  PANJANG

Utang jangka panjang merupakan utang perusahaan yang akan jatuh tempo lebih dari satu periode. Contoh Utang Jangka Panjang dan Utang Obligasi
Utang jangka panjang merupakan utang yang memerlukan proses formal dalam pembentukannya, yaitu persetujuan dari dewan direksi dan/atau pemegang saham. Selain itu, utang jangka panjang selalu dibarengi dengan perjanjian atau batasan – batasan tertentu untuk perlindungan baik kreditor maupun debitor ( peminjam )

B.     UTANG WESEL JANGKA PANJANG

Perbedaan utang wesel jangka panjang dan utang wesel jangka pendek adalah pada saat jatuh temponya. Perbedaan utang wesel jangka panjang dengan utang obligasi adalah utang wesel jangka panjang tidak tersedia di pasar sekuritas umum. Sedangkan, persamaa antara utang wesel jangka panjang dengan utang obligasi adalah keduanya dinilai pada present value future interest dan arus kasnya, dengan diskonto atau premium yang diamortisasi sepanjang umur wesel atau obligasi

1.      Wesel diterbitkan pada nilai pari
Apabila suatu wesel diterbitkan pada saat tingkat suku bunga efektif dan besarnya bunga yang tercantum pada nilai pari adalah sama maka tidak aka nada diskon ataupun premium sehingga wesel tersebut dikatakan diterbitkan pada nilai pari.

Contoh :
      PT Skandal menerbitkan wesel 3 tahun, Rp 100.000.000 10% kepada PT Bungalow pada tanggal 1 Januari 2007. Pada saat itu, tingkat suku bunga efektif adalah sebesar 10%. Bagaimana jurnal yang dilakukan oleh PT Skandal pada saat penerbitan wesel dan pembayaran bunga setiap tahunnya
 
        01/01/07          Kas…………………………..Rp.100.000.000
                                                Utang Wesel………………………..Rp. 100.000.000
                                ( mencatat penerbitan obligasi )
       
       31/12/07          Biaya Bunga………………....Rp. 10.000.000
                                                    Kas………………………………Rp.10.000.000
                                  ( Mencatat pembayaran bunga tahun 2007 )

2.      Wesel diterbitkan tidak pada nilai pari
a.       Zero-interest-bearing notes
Sama halnya dengan utang wesel jangka pendek, Zero-interest-bearing notes bukan berarti utang wesel jangka panjang yang sama tanpa bunga, tetapi bunga tetap harus dibayar walaupun itu implisit dan disebut dengan tingkat bunga implisist. Tingkat bunga implisit merupakan tingkat bunga hasil dari perbandingan kas yang diterima dengan jumlah yang diterima di masa mendatang. Selisih antara nilai [ari utang wesel dengan nilai yang di-present value-kan ( kas yang diterima ) dicatat sebagai diskon dan diarmotisasi ke biaya bunga sepanjang umur utang wesel tersebut.

                    Contoh :
 PT perahu menerbitkan utang wesel yang akan jatuh tempo 3 tahun, senilai Rp.100.000.000, zero-interst-bearing notes pada tanggal 2 Januari 2006 kepada PT Kapal. Jumlah kas yang harus dibayar pada saat jatuh tempo adalah Rp.100.000.000. Setelah di-present-value-kan dengan tingkat bunga implisit sebesar 9% maka jumlah kas yang diterima saat penerbitan adalah sebesar Rp.7.721.800 (present value Rp 1 untuk 3 tahun pada tingkat bunfa 9% adalah Rp 0.77218). Jurnal yang dicatat oleh PT Kapal adalah sebagai berikut:
01/01/06     Kas……………………………..Rp. 7.721.800
                    Diskon utang wesel……………Rp. 2.278.200
                                             Utang Wesel……………………Rp. 10.000.000
                   ( mencatat penerbitan utang wesel )
Diskon utang wesel diarmotisasi dan biaya bunga diakuai setiap tahun dengan menggunakan metode bunga efektif (effective interst method). Berikut ini perhitungannya :
Perhitungan armotisasi diskon utang wesel dengan metode bunga efektif
( wesel 0%, diskon pada 9% )

Kas Dibayar
Biaya Bunga
Amortisasi Diskon
Nilai Buku Wesel
Saat Penerbitan



7.721.800
Akhir tahun-1
0
694.960
694.960
8416.760
Akhir tahun-2
0
757.510
757.510
9.174.270
Akhir tahun-3
0
825.730
825.730
10.000.000





Total
0
2.278.200
2.278.200


a.       Rp 7.721.800 x 0.09 = Rp.694.960
b.      Rp 694.960          = Rp.694.960
c.       Rp. 7.721.800 + Rp.694.960 = Rp.8.416.760
Biaya bunga pada akhir tahun pertama dengan metode bunga efektif di atas dicatat oleh PT Kapal sebagai berikut :

31/12/06       Biaya Bunga…………………………………….Rp 694.960
                                            Diskon Utang Wesel………………………..Rp.694.960
                              ( Mencatat bunga utang wesel )
Jumlah diskon adalah Rp. 2.278.200 Dalam hal ini, merupakan jumlah biaya bunga wesel selama 3 tahun.
b.      Interst-Bearing notes
Zero-interst-bearing notes merupakan contoh ekstrem perbedaan antara tingkat bunga utang wesel yang tercantum dengan tingkat bunga efektif, Padahal, di hampir semua kasus, perbedaannya tidaklah seekstream contoh diatas. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini :

PT Mercon menerbitkan utang wesel berbunga ( interest-bearing notes ) Rp.10.000.000 3 tahun dengan 10 % kepada Petasan pada tanggal 1 januari 2005. Tingkat suku bunga pasar saat itu adalah 12%. Oleh karena tingkat bunga efektif adalah 12 persen yang lebih besar daripada tingkat bunga yang tercantum 10 persen maka present value utang wesel tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai parinya. Sehingga, utang wesel tersebut ditransaksikan dengan diskon. Perhitungan uang kas dan diskon yang diterima adalah sebagai berikut :
Nilai Pari Utang Wesel                                                            10.000.000
Present value utang ( principal )
       Rp.10.000.000 ( PVF 3.12 % )             Rp.7.118.000
Present Value Bunga Utang
       Rp. 1.000.000 ( PVF-AO 3.12%)         Rp 2.402.000
                   Present Value Utang wesel                                                     Rp.9.520.000
                   Diskon                                                                                     Rp 480.000

Jurnal yang dicatat oleh PT Mercon untuk transaksi ini adalah sebagai berikut :
01/01/05          Kas …………………………………….Rp.9.520.000
                        Diskon Utang wesel……………………Rp 480.000
                                                  Utang wesel……………………………Rp.10.000.000
                         ( Mencatat penerbitan utang wesel )
Kemudian, diskon tersebut diarmotisasi selama tiga tahun degan perhitungan sebagai berikut
Perhitungan Amortisasi Diskon Wesel Berbunga dengan metode Bunga efektif ( Wesel 0%, Didiskon pada 9%)


Kas Dibayar
Biaya Bunga
Amortisasi Diskon
Nilai Buku Wesel
Saat Penerbitan



9.520.000
Akhir tahun-1
1.000.000
1.142.000
142.000
9.662.000
Akhir tahun-2
1.000.000
1.159.000
159.000
9.821.000
Akhir tahun-3
       1.000.000
1.179.000
179.000
10.000.000





Total
3.000.000
3.480.000
480.000


Selanjutnya, pada akhir tahun pertama, penjunalan untuk biaya bunga yang diakui oleh PT Mercon adalah sebagai berikut
31/12/06         Biaya bunga…………………………….Rp.1.142.000
                                         Diskon Utang Wesel…………….Rp. 142.000
                                                Kas………………………………..Rp. 1.000.000
C.     UTANG OBLIGASI

Pengertian
            Utang obligasi pada dasarnya merupakan suatu pernyataan pengakuan utang berbunga secara tertulis, sekaligus surat kesanggupan untuk membayar bunga secara periodic dan pelunasannya. Misalkan, anda memiliki satu lemar SUO ( Surat Utang Obligasi ) yang dikeluarkan oleh PT Libra maka berarti PT Libra secara tertulis mengakui berutang kepada anda. Sekaligus PT Libra menyatakan sanggup untuk membayar bunga obligasi secara periodic kepada anda dan sanggup melunasi pada saatnya.
            Secara umum di dalam SUO terdapat informasi mengenai hal-hal berikut :
1.      Nilai nnominal, yaitu nilai yang tercantum di dalam SUO. Nilai ini merupakan jumlah yang diakui oelh perusahaan penerbit obligasi sebagai pokok utang yang akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Walaupun pada umunya jumlah yang akan dibayar/dilunasi oleh perusahaan penerbit obligasi adalah sebesar nilai nominalnya, akan tetapi ada juga obligasi yang pelunasannya tidak sebesar nominalnya. Jika obligasi akan dilunasi tidak sebesar nilai nominalnya. Jika obligasi akan dilunasi tidak sebesar nilai nominalnya maka kurs pelunasannya dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai nominalnya. Sebagai contohnya, nilai nominal obligasi PT Libra yang anda miliki adalah sebesar Rp.100.000 Obligasi tersebut akan dilunasi oleh PT Libra dengan kurs  pelunasan 110. Maka, ketika obligasi yang anda miliki dilunasi, anda akan menerima uang sebesar Rp.110.000 yaitu 110% x Rp 100.000
2.      Tingkat bunga yaitu besarnya bunga per tahun yang disanggupi penerbit obligasi untuk dibayarkan secara periodic kepada pemegangnya. Tingkat bunga ini biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai nominalnya. Sebagai contoh, Obligasi PT Libra yang anda miliki mempunyai tingkat bunga sebesar 12%. Ini berarti anda berhak menerima pembayaran bunga dari PT Libra sebesar Rp.12.00 per tahun, yaitu 12% x 100.000
3.      Periode pembayaran bunga, merupakan jangka waktu pembayaran bunga yang menjadi kewajiban perusahaan penerbit obligasi. Preiode pembayaran bunga ini bisa setahun sekali, tengah tahun, triwulanan, dan sebagainya. Preiode pembayaran bunga tengah tahunan artinya bunga obligasi dibayarkan setiap setengah tahun sekali. Sebagai contoh, bunga obligasi PT Libra yang anda miliki dibayarkan tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Maka, setiap tanggal 1 April dan 1 oktober anda menerima pembayaran bunga dari PT Libra sebesar Rp.6000 yaitu 6/12 x 12% x Rp 100.000. Pembayaran bunga  ini akan anda terima terus selama anda masih memiliki obligasi tersebut sampai dilakukan pelunasan terhadapnya.
4.      Tanggal jatuh tempo adalah saat obligasi harus dilunasi oleh penerbitny. Sebagai contoh, obligasi PT Libra yang anda miliki mempunyai tanggal jatuh tempo 1 Oktober 2020. Ini berarti obligasi tersebut sudah harus dilunasi oleh PT Libra pada tanggal 1 Oktober 2020. Adakalanya jatuh tempo obligasi dinyatakan dalam bentuk umur yang dihitung dari saat penjualannya. Misalnya, obligasi PT Libra di atas dijual pada tanggal 1 agustus 2000 dan mempunyai umur 15 tahun. Maka, tanggal jatuh tempo obligasi tersebut adalah 1 Agustus 2015.

D.     PENERBITAN SURAT UTANG OBLIGASI

Di pengantar sudah di singgung bahwa timbulnya utang obligasi karena perusahaan memerlukan adanya tambahan dana untuk membiayai suatu investasi yang memerlukan dana cukup besar. Sering kali hasil dari investasi tersebut baru bisa dinikmati setalah beberapa tahun sehingga perusahaan tidak bisa memenuhi dana dengan utang jangka pendek dan karena besarnya kebutuhan dana tersebut, perusahaan juga tidak bisa menghimpunya hanya dari satu investor saja. Sedangkan untuk menghimpun dana dengan cara mengeluarkan saham baru menimbulkan konsekuensi-konsekuensi tertentu.
            Di bandingkan dengan penerbitan saham baru, pemenuhan dana dengan jalan menerbitkan obligasi memberikan beberapa keuntungan, anatara lain berikut ini.

1.      Sering sekali pengeluaran untuk membayar bunga obligasi jumlahnya lebih kecil disbanding dengan pembayaran dividen saham
2.      Bunga merupakan pengeluaran  yang bisa dikurangkan terhadap laba sebelum pajak penghasilan, sedangkan dividen tidak. Sehingga pembayaran bunga obligasi akan menimbulkan penghematan pajak penghasilan
3.      Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan masih memiliki proporsi  yang tetap atas pemilikan terhadap perusahaan. Proporsi ini kemungkinan besar akan berubah jika perusahaan mengeluarkan saham baru
Walaupun mempunyai beberapa keuntungan, pengeluaran obligasi masih tetap mempunyai konsekuensi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Konsekuensi tersebut adalah dalam keadaan perusahaan menderita  kerugian  pembayaran  bunga harus tetap dilakukan. Hal demikian tidak berlaku pada pembayaran dividen, dimana dividen akan dibayarkan jika perusahaan memperoleh keuntungan
Boleh tidaknya suatu perusahaan mengeluarkan obligasi ditentukan oleh peraturan pemerintah yang berlaku ditempat berdirinya perusahaan yang bersangkutan. Selain harus memperoleh izin dari pemerintah, pengeluaran obligasi juga harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan otoritas dari dewan komisaris. Setelah perizinan diperoleh perusahaan bisa menerbitkan obligasi dan mejualnya kepada calon investor yang berminat. Calon investor bisa perorangan atau sebuah organisasi. Penjualan obligasi bisa dilakukan oleh perusahaan sendiri atau diserahkan kepada penjamin emisi yang biasnya merupakan lembaga keuangan. Diserahkan kemungkinan rugi yang bisa diderita oleh perusahaan  sehubungan dengan penjualan obligasi tersebut.
Sesuai dengan tujuan pengeluaran obligasi untuk menghimpun dana yang besar maka obligasi tersebut sangat kecil kemungkinannya utuk dijual kepada satu atau sedikit investor. Hal ini dikarenakan mempunyai total nominal yang besar dikeluarkan. Untuk memudahkan penjualannya maka obligasi biasanya dipecah menjadi nominal yang kecil-kecil, misalkan per lembar mempunyai nominal Rp 10.000, Rp 25.000, Rp.100,000, Rp.500.000 dan sebagainya. Sebagai contoh, pemegang saham dan dewan komisaris PT Libra mengotorisasi pengeluaran obligasi dengan total nominal Rp.100.000.000. Obligasi tersebut dipecah dengan nominal per lembar : Rp. 10.000 sebanyak 1.000 lembar, Rp. 25.000 sebanyak 1.000, Rp 50.000 sebanyak 500 lembar, dan 100.000 sebanyak 400 lembar

E.     JENIS UTANG OBLIGASI

Ada beberapa jenis obligasi yang bisa dibedakan dari beberapa tinjauan, antara lain berikut ini.

1.      Dilihat dari bukti kepemilikan obligasi ,ada 2 jenis obligasi yaitu berikut ini
a.       Obligasi atas nama ( registered bonds )
Obligasi ini memerlukan pendataran nama pemiliknya dalam catatan perusahaan. Jika terjadi pemindahan pemilikan, perusahaan penerbit harus mengetahuinya. Dalam hal ini, obligasi yang dijual dibatalkan dan diterbitkan obligasi baru atas nama pemilik baru
b.      Obligasi atas unjuk ( beared bonds ) atau obligasi kupon ( coupon bonds )
Obligasi ini mudah sekali pemindahan pemiliknya. Oleh karena orang yang bisa menunjukkan surat obligasi tersebut atau yang menyerahkan kupon yang memang disertakan dianggap sebagai pemiliknya dan berhak atas pembayaran bunga.

2.      Dilihat dari cara pelunasannya,  obligasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu berikut ini
a.       Obligasi besyarat ( term bonds ) atau straight bonds, ordinary bonds adalah obligasi yang jatuh temponya pada satu tanggal. Pelunasan terhadap obligasi ini dilakukan seluruhnya pada tanggal jath temponya
b.      Obligasi berseri ( serial bonds )
Adalah obligasi yang pelunasannya dilakukan secara bertahap. Dengan kata lainm obligasi ini mempunyai tanggal jath tempo yang tidak sama untuk masing –masing sering.
c.       Obligasi terpanggil ( callable bonds ) atau I redeemable bonds
Obligasi jenis ini saat pelunasannya tergantung pada perusahaan yang menerbitkan. Jika perusahaan penerbit menginginkan untuk mengurangi utang obligasinya maka ia akan memanggil dan memberitahukan kepada pemilik obligasi mengenai bagian obligasi yang akan dilunasi. Perusahaan, kemudian melunasi sebesar bagian utang obligasi tersebut. Bunga atas obligasi yang dilunasi dibayarkan lagi.

3.      Dilihat dari ada tidaknya jaminan, dikenal 2 jenis obligasi, yaitu berikut ini
a.       Obligasi terjamin ( secured binds )
Obligasi ini diterbitkan dengan disertai jaminan berupa harta tertentu dari perusahaan penerbit
b.      Obligasi tak terjamin ( unsecured bonds ) atau  debenture bonds
Obligasi jenis ini tidak dijamin dengan harta tertentu dari perusahaan penerbit. Tetapi walaupun begitu secara hokum obligasi ini dijamin dengan setiap harta perusahaan yang belum dijadikan jaminan untuk keperluan lain

4.      Obligasi terjamin ditinjau dari harta untuk menjaminnya dibedakan menjadi berikut :
a.       Obligasi hipootek ( mortgage bonds )
Obligasi ini dijamin dengan aktiva tetap tertent milik perusahaan penerbit
b.      Obligasi jaminan kepercayaan ( collateral trust bonds )
Obligasi jenis ini pengeluarannya dijamin dengan surat berharga perusahaan lain yang dimiliki perusahaan penerbit
c.       Obligasi bergaransi ( guaranteed bonds )
Merupakan obligasi yang dijamin oleh pihak ketiga

5.      Ditinjau dari pembayaran bunganya, obligasi bisa dibedakan
a.       Obligasi laba ( income bonds )
pada obligasi jenis ini pembayaran bunga dilakukan jika perusahaan penerbit memperoleh laba dalam operasinya
b.      Obligasi penghasilan ( revenue bonds )
Obligasi ini pembayaran bunganya diambilkan dari penghasilan tertentu perusahaaan penerbit

Di sampan jenis-jenis obligasi, seperti yang disebutkan dia atas maka masih ada jenis obligasi yang merupakan bagian dari obligasi-obligasi tersebut misalnya,  Subordinated Debentures Bonds, First Mortgage Bonds,  dan sebagainya
F.      HARGA PASAR OBLIGASI

Surat utang obligasi sebagai satu jenis surat berharga yang dijual melalui bursa surat berharga, sangat dimungkinkan memiliki harga jual yang tidak sama dengan nilai nominalnya. Harga  jual obligasi ini sangat tergantung dari kondisi perusahan penerbitnya. Kondisi yang baik dari perusahaan penerbit obligasi, yang sering diukur dari bonafiditas dan tingkat profibilitasnya akan menyebabkan harga jual obligasinya menjadi tinggi. Bisa juga harga obligasi ditentukan dengan memperhitungkan taksiran tingkat bunga yang berlaku di pasar uang selama obligasi tersebut dalam peredarannya. Secara teoritis harga jual obligasi yang dikaitkan dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar uang bisa diterangkan sebagai berikut. Penentuan besarnya bunga obligasii yang akan dibayarkan secara periodik oelh perusahaan penerbitnya biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya tingkat bunga yang berlaku di pasar uang.  Dalam hal ini, tingkat bunga yang berlaku di pasar uang biasa disebut dengan tingkat binga efetif. Akan tetapi, tingkat bunga efektif yang bersifat dinamis tergantung dari keseimbangannya yang terjadi di pasar uang maka bunga obligasi sering kali besarnya tidak sama dengan bunga efektif. Agar beban bunga obligasi yang menjadi tanggungan perusahaan penerbit sama dengan besarnya bunga efektif pada penntuan harga jual obligasi yang bersangkutan. Sehingga berdasarkan konsep time value of maney harga jual obligasi harus ditentukan dengan menghitung nilai tunai ( present value ) dari bunga periodic yang dibayarkan dan nilai tunai pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo berdasarkan bunga efektif yang diperkirakan akan berlaku selama masa edar obligasi yang bersangkutan. Mungkin anda akan lebih jelas jika mempelajari contoh berikut

Contoh

Obligasi PT Libra dengan nominal Rp 100.000 dengan tingkat bunga 12 % per tahun dibayar setahun sekali dan mempunyai masa edar selama 5 tahun. Jika diperkirakan tingkat bunga efektif yang berlaku selama 5 tahun tersebut adalah 10 %, berapa harga jual yang layak atas obligasi tersebut ?

Harga jual obligasi tersebut bisa dihitung sebagai berikut

Bunga obligasi per tahun = 12 % x Rp. 100.000 = Rp. 12.000 Nilai tunai bunga obligasi untuk masing -  masing tahun pembayaran adalah :

Akhir tahun ke-1 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -1 = Rp.10.909,09
Akhir tahun ke-2 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -2 = Rp.9.917,36
Akhir tahun ke-3 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -3 = Rp.9.015,78
Akhir tahun ke-4 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -4 = Rp.8.196,16
Akhir tahun ke-5 = 12.000 x ( 1 + 0.1 ) ^ -5 = Rp.7.451,05

Jumlah nilai tunai anuitas selama 5 tahun        Rp.45.489,44

Nilai tunai dari nominal obligasi yang akan dilunasi pada akhir tahun ke -5 adalah
Rp 100.000 x ( 1 + 0,1) ^ -5                              Rp 62.092,57
Harga jual obligasi                                             Rp 107.582,01

 Dari perhitungan di atas bisa kita lihat bahwa harga jual obligasi tersebut ternyata lebih besar dari nilai nominalnya. Ini dikarenakan bunga efektif yang berlaku lebih rendah dari bunga obligasi sehingga orang merasa lebih untung jika menanamkan uangnya dengan membeli obligasi tersebut. Dan ini mendorong harga obligasi menjadi lebih tinggi dari nilai nominalnya, disamping sebagai penyesuai terhadap beban bunga obligasi. Sebagai bahan pemikiran anda, coba dipikirkan bagaimana kalau bunga efektif lebih besar dari bunga obligasi dan bagaimana jika keduanya mempunyai besar yang sama ?

G.    PENJUALAN OBLIGASI TEPAT PADA TANGGAL JATUH TEMPO BUNGA

Obligasi yang penjualannya tepat pada tanggal jath tempo bunga, tidak mengandung unsur bunga berjalan sehingga pencatatannya pun tidak perlu memperhitungkan unsur bunga berjalan tersebut. Coba ikuti contoh berikut
            Contoh
            Pada tanggal 1 juli 2003, obligasi PT Libra pada contoh sebelumnya terjual sebanayak 50 lembar, dengan perincian sebagai berikut
a.       20 lembar terjual dengan kurs 90
b.      10 lembar terjual dengan kurs 100
c.       20 lembar terjual dengan kurs 105

Pencatatan terhadap penjualan obligasi tersebut adalah sebagai berikut

1)      Metode obligasi terjual yang dicatat
1/7/03   Kas………………………………….Rp. 180.000
             Diskonto Utang Obligasi…………...Rp. 20.000
                              Utang Obligasi…………………………Rp.200.000

Perhitungan :

-          Nominal obligasi = 20 lembar x Rp. 10.000 = Rp.200.000
-          Harga jual            = 90% x Rp.200.000        = ( Rp.180.000 )
-          Diskonto Utang Obligasi                               = 20.000


     1/7/03   Kas…………………………………………………..Rp.100.000
                                 Utang obligasi………………………………………….Rp.100.000
                         ( Mencatat Penjualan 10 Lembar SUO dengan kurs 100 )
     1/7/03   kas…………………………………………………..Rp 210.000
                                  Premium Utang Obligasi……………………………..Rp.10.000
                                  Utang Obligasi……………………………………….Rp.200.000
                  ( Mencatat penjualan 20 lembar SUO denga kurs 105 )

            Perhitungan :
-          Harga jual SUO = 105% x 20 lembar x Rp.10.000      = Rp.210.000
-          Nominal SUO    = 20 lembar x Rp.10.000                   = ( Rp.200.000 )
-          Premium Utang Obligasi                                              = Rp. 10.000

2)      Metode tidak hanya obligasi terjual saja yang dicata

1/7/03        Kas………………………………….Rp. 180.000
                  Diskonto Utang Obligasi……………Rp.20.0000
                              Obligasi Belum terjual…………………….Rp.200.000
                   ( mencatat penjualan 10 lembar SUO dengan kurs 90 )
1/7/03        Kas………………………………………Rp. 100.000
                              Obligasi Belum terjual………………………Rp.100.0000
1/7/03        Kas………………………………….Rp 210.000
                              Premium Utang Obligasi……………………….Rp.10.000
                              Obligasi Belum terjual………………………….Rp. 200.000
                  ( Mencatat Penjualan 20 Lembar SUO dengan kurs 105)


H.    PENJUALAN OBLIGASI SELAIN PADA TANGGAL JATUH TEMPO BUNGA

Jika penjualan obligasi dilakukan tidak tepat pada tanggal jatuh tempo bunga maka kita harus memperhitungkan unsur bunga berjalan. Pengertian bunga berjalan bisa dijelaskan sebagai berikut. Perusahaan penerbit obligasi membayar bunga utang obligasi secara periodic ( berkala ) kepada pemegang obligasi selalu dalam jumlah tetap. Jumlah yang akan dibayarkan adalah sebesar tariff bunga obligasi dikalikan dengan nominalnya. Contohnya, dengan anggapan obligasi PT Libra pada contoh diatas. Sudah terjual semua maka setiap tanggal 1 januari dan 1 juli PT Libra harus membayar bunga sebesar 6/12 x 12% x Rp.1000.000 = Rp.60.000. Pembayaran bunga tersebut dilakukan sampai utang obligasi sudah dilunasi. Pembayaran bunga dalam jumlah yang tetap adalah dengan mempertimbangkan segi praktisnya, yaitu kemudahan dalam pelaksanaanya. Konsekuensi dari hal tersebut jika penjualan obligasi tidak tepat pada tanggal jatuh tempo bunga maka pembeli harus mengembalikan terlebih dahulu kelebihan pembayaran bunga yang akan diterimanya pada tanggal jatuh tempo tersebut. Kelebihan pembayaran bunga tersebut adalah besarnya bunga untuk jangka waktu antara tanggal jatuh tempo bunga sebelumnya sampai tanggal pembelian obligasi dan kelebihan pembayaran bunga inilah yang disebut dengan bunga berjalan. Untuk lebih jelas coba anda ikuti contoh berikut :

            Contoh
            PT Libra pada contoh sebelumnya terjual lagi sebanayak 40 lembar,pada tanggal 1 september 2003 dengan perincian sebagai berikut
d.      20 lembar terjual dengan kurs 95
e.       10 lembar terjual dengan kurs 100
f.       20 lembar terjual dengan kurs 110

Pencatatan terhadap penjualan obligasi tersebut adalah sebagai berikut

·         Metode obligasi terjual yang dicatat
1/9/03   Kas………………………………….Rp. 194.000
             Diskonto Utang Obligasi…………...Rp. 10.000
                              Biaya Bunga…………………………..Rp. 4.000
                              Utang Obligasi…………………………Rp.200.000
 ( Mencatat penjualan 20 Lembar SUO dengan kurs 95 )

Perhitungan :




-          Nominal obligasi = 20 lembar x Rp. 10.000 = Rp.200.000
-          Diskonto Utang Obligasi                               = Rp.10.000
-          Harga jual            = 95% x Rp.200.000        =  Rp.190.000
-          Bunga berjalan 1 juli – 1 september 1999
2/12 x 12% x Rp.200.000                         = Rp.4.000
Kas yang diterima PT Libra                         Rp 194.000


     1/7/03   Kas…………………………………………………..Rp.100.000
                               Premium Utang Obligasi………………………………Rp.10.000
                              Biaya Bunga Obligasi………………………………….Rp.2.0000
                                 Utang obligasi………………………………………….Rp.100.000
                         ( Mencatat Penjualan 10 Lembar SUO dengan kurs 110 )
    

            Perhitungan :

-          Nominal SUO    = 10 lembar x Rp.10.000                   =  Rp.100.000
-          Premium Utang Obligasi                                              = Rp. 10.000
-          Harga jual SUO   = 110% x Rp 100.000                                  = Rp.110.000
-          Bunga berjalan = 2/12 x 12% x Rp.100.000                = Rp.2.000
-          Kas yang diterima PT.Libra                                         = Rp.112.000

·         Metode tidak hanya obligasi terjual saja yang dicata

1/9/03        Kas………………………………….Rp. 194.000
                  Diskonto Utang Obligasi……………Rp.10.0000
                              Biaya bunga obligasi………………………Rp.4000
                              Obligasi Belum terjual…………………….Rp.200.000
                   ( mencatat penjualan 20 lembar SUO dengan kurs 95 )

1/9/03        Kas………………………………………Rp. 102.000
                                 Biaya Bunga Obligasi……………………….Rp.2.000
                              Obligasi Belum terjual………………………Rp.100.0000
                  ( mencatat penjualan 10 lembar SUO dengan kurs 100 )

1/9/03        Kas………………………………………Rp. 112.000
                              Premium Utang Obligasi……………………Rp.10.000
                                 Biaya Bunga Obligasi……………………….Rp.2.000
                              Obligasi Belum terjual………………………Rp.100.0000
                  ( Mencatat Penjualan 20 Lembar SUO dengan kurs 95)

Pencatatan terhadap bunga berjalan, seperti contoh di atas adalah menggunakan Pendekatan Laba/Rugi yaitu dengan cara mengkredit rekening biaya bunga obligasi terlebih dahulu. Pada saat jatuh tempo bunga rekening biaya bunga obligasi akan di debit sebesar kas yang dibayarkan sehingga akhirnya besarnya biaya bunga obligasi hanya sebesar yang memang ditanggung perusahaan. Menggunakan pendekatan rugi / laba ini di nilai lebih praktis karena pencatatan terhadap pembayaran bunga periodic tidak akan mengalami perubahan

I.       AMORTISASI PREMIUM ATAU DISKONTO UTANG OBLIGASI

Kalau anda membaca Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) 1999, pada paragraph 13 dari PSAK No.13. anda akan menemui prinsip yang mengatur perlakuan terhadap premi atau diskonto obligasi ( sekuritas utang ) , Aturan mengenai perlakuan terhadap premium atau diskonto obligasi tersebut pada garis besarnya berisi :
“ Perbedaan anatara biaya perolehan dan nilai penebusan ( redemption value ) suatu investasi dalam sekuritas utang ( diskonto atau premi pada pembelian ) biasanya diarmotisasi oleh investor selama periode dari pembelian sampai saat jatuuh tempo sehingga hasil yang konstan ( constant yield ) diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diarmotisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada penghasilan bunga, dan sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat sekuritas ( carrying value ) tersebut. Nilai tercatat yang dihasilkan, selanjutnya dianggap sebagai harga perolehan.”
Alokasi terhadap premium atau diskonto tersebut sebenarnya merupakan penyesuaian terhadap beban bunga yang benar – benar menjadi tanggungan perusahaan penerbit. Misalkan, pada premium utang obligasi yang timbul karena adanya kelebihan harga jual dari nilai nominal obligasi maka beban bunga yang harus ditanggung perusahaan tidak lagi sebesar yang dibayarkannya. Untuk jelasnya coba anda perhatikan contoh berikut. 12 % Obligasi PT Libra nominal Rp.100.000  umur 3 tahun, laku dijual dengan harga Rp.110.000 maka :
-          Total bunga periodic selama 3 tahun
= 3 x 12% x Rp.100.000                                   = Rp.36.0000
-          Premium Oblligasi
= Rp.110.000 – 100.000                                     = ( Rp.10.000)
-          Beban bunga yang benar – benar menjadi
 tanggungan PT Libra selama 3 Tahun       = Rp.26.000
         dari contoh tersebut kita ketahui bahwa PT Libra sebenarnya hanya menanggung beban bunga sebesar Rp.26.000 selama umur utang oblligasi ini. Agar bisa diperoleh beban bunga yang adil dan wajar tiap periode akuntansi maka premium yang timbul harus dialokasikan ke setiap pengakuan / pembayaran bunga periodic. Jika anda bertanya, bagaimana bisa timbul premium, yang kemudian harus diarmotisasikan tersebut maka jawabannya bisa dijelaskan sebagai berikut
   sebenarnya peruashaan penerbit obligasi, dalam contoh diatas adalah PT Libra, telah menetapkan tariff bunga periodic yang teralalu tinggi dibanddingkan dengan tariff bunga efektif yang berlaku di pasar uang. Oleh Karenanya, perusahaan sudah sewajarnya kalau menetapkan harga jual obligasi dengan memperhitungkan bunga efektif. Dengan memperhitungkan bunga efektif yang lebih rendah dari bunga obligasi dalam menentukan harga jual, akibatnya harga jual obligasi menjadi lebih tinggi dari nilai nominalnya. Dari sinilah timbul kelebihan harga yang disebut dengan premium obligasi. Dan premium ini sebenarnya merupakan selisih lebih bunga obligasi terhadap bunga efektif sehingga bunga obligasi yang dibayarkan secara periodic harus disesuaikan secara adil dan wajar dengan premium yang timbul
sekarang tentunya anda bertanya, bagaiman cara mengamortisasikan premium atau diskonto obligasi tersebut? Nah, untuk itu anda akan diberi sebuah contoh agar anda bisa mengerti cara mengamortisasi premium atau diskonto obligasi sesuai dengan ketentuan SAK, yaitu dengan menggunakan metode garis lurus dan metode bunga ( interest method )
            
            Contoh
 PT Naufal mengeluarkan 12 % SUO dengan nominal Rp.100.000 Bunga dibayarkan di belakang tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. SUO akan jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2007. SUO tersebut laku terjual pada tanggal 1 Januari 2004
a.       Harga jual SUO jika diperhitungkan bunga efektif 10% per tahun
b.          = 105.701,99
c.       Harga jual SUO jika diperhitungkan efektif 15% per tahun
    +  = 94.141,89
Coba anda perhatikan perhitungan di atas. Ingat bahwa bunga obligasi dibayarkan tiap 6 bulan sekali
a.       Amortisasi Metode Garis Lurus
Dengan mengegunakan  metode garis lurus maka alokasi premium ataupun diskonto obligasi dibagi sama rata ke setiap pembebanan bunga. Coba anda pelajari table amortisasi premium dan diskonto utang obligasi dari contoh berikut ini

Perhitungan Amortisasi Premium Utang Obligasi – Metode Garis Lurus

Tanggal Jatuh Tempo Bunga
Bunga nominal (*)
Amortisasi Premium ( **)
Beban bunga Riil
Premium Utang Obligasi
Nilai buku utang obligasi
-
-
-
-
5.701,99
105.701,99
1-7-2004
6.000
950,33
5.049,67
4.751,66
104.701,99

6.000
950,33
5.049,67
3.802,33
103.801,33

6.000
950,33
5.049,67
2.851,00
102.851,00

6.000
950,33
5.049,67
1.900.67
101.900,67

6.000
950,33
5.049,67
950,34
100.950,34

6.000
950,33
5.049,67

100.000

Catatan :

(*)   Bunga Obligasi 6 bulan = 6/12 x 12% x Rp.100.000 = Rp.6.000
(**) Amortisasi Premium 6 bulan = 1/6 x Rp.5.701,99 = Rp.950,33
Jurnal untuk mencatat tempo bunga adalah berikut ini :

      Premium Utang Obligasi …………………………………Rp.953,33
                              Biaya Bunga Obligasi………………………………Rp. 953,33
     ( mencatat amortisasi premium obligasi untuk 6 bulan )
Sumber :
   Abdul Rahman. Materi pokok akuntansi keuangan menengah II. Edisi 2. Tangerang Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKUITAS DAN SURAT BERHARGA HAGIAN

EKUITAS DAN SURAT BERHARGA Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu l...