INVESTASI
OBLIGASI DAN SAHAM
PENGERTIAN OBLIGASI
Obligasi
(Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat
yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi
pinjaman (emiten). Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis
dari emiten / penerbit untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada investor,
pada waktu tertentu di masa yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan
juga membayar imbalan bunga dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu
KARAKTRISTIK
OBLIGASI
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan
obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang
dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar
kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan,
Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi
mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara
umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang
10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh
investor, karena dianggap risikonya kecil.
3.
Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal
obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar
dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa
berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value.
Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui
penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran
bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi
dinamakan coupon.
Tingkat persentase
coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya,
obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar
bunga per tahun sebesar $80.
4.
Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran
kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah (Levy 29-30).
JENIS-JENIS
OBLIGASI
Sekuritas pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Dalam sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity income securities. Fixed income securities terbagi dua kategori besar yaitu:
1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41).
2. Corporate Bond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408). Jenis-jenis Corporate Bond adalah:
3. Secured Bonds
Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
4. Mortgage bonds
Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
5. Unsecured bonds (Debentures)
Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.
6. Convertible bonds
Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas lain tersebut adalah common stock.
7. Variable-Rate bonds
Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi bunga yang berlaku di pasar atau market rate index.
8. Putable bonds
Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.
9. Junk bonds
Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.
10. International bonds
International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.
11. Super Long-Term bonds
Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.
OBLIGASI DI INDONESIA
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:
Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;
Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.
INVESTASI JANGKA PANJANG OBLIGASI
Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti.
"Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur,
sedangkan "pemegang" obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau
kreditur dan "kupon" obligasi adalah bunga pinjaman yang harus
dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka
dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka
panjangnya dengan sumber dana dari luar perusahaan. Tujuan utama dari analisa
efek dalam penilaian obligasi adalah “rate of return” atau “yield” yang
diharapkan dari obligasi tersebut.
Untuk menggambarkan investasi dalam obligasi, anggaplah bahwa pada tanggal 1 maret 199A sebuah perusahaan membeli 100 lembar obligasi perusahaan XYZ yang bernilai nominal Rp. 100.000 per lembar. Harga perolehan adalah Rp. 9.024.000 atau Rp. 90.240 per lembar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 1 april 199F, berbunga 12% setahun. Bunga dibayar dua kali setahun tiap-tiap tanggal 1 april dan 1 oktober. Jumlah yang harus dibayarkan untuk obligasi ini dihitung sebagai berikut:
Harga obligasi Rp 9.024.000
Bunga yang sudah berjalan:
5/12 x 12% x Rp 10.000.000 Rp 500.000
Jumlah yang dibayarkan Rp 9.524.000
Oleh karena bunga obligasi dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober maka pembayaran terakhir sebelum terjdinya pembelian adalah pada tanggal 1 Oktober 199A – 1. Dengan demikian, pada saat pembelian bunga yang sudah berjalan adalah 5 bulan, seperti dalam perhitungan diatas, adalah Rp 500.000. jumlah ini merupakan hak penjual dan harus ditambah pada harga obligasi ayat jurnal yang dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
(D) Investasi dalam obligasi 9.024.000
(D) Pendapatan bunga 500.000
(K) Bank 9.524.000
Pada tanggal 1 april 199Aperusahaan XYZ membayarkan bunga setengah tahunannya. Untuk 100 embar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini akan diperoleh bunga sebesar :
6/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 600.000
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Bank 600.000
(K) Pendapatan bunga 600.000
Pada tanggal 1 Oktober 199A, bunga sebesar Rp 600.000 aka diterima lagi dari perusahaan XYZ dan ayat jurnal yang sama dengan diatas harus dibuat unuk itu. Pada tanggal 1 September 199A saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun laporan keuangannya, bunga yang sudah berjalan untuk obligasi yang dimiliki adalah untuk tanggal 1 Oktober sampai tanggal 31 Desember 199A (3 bulan). Jumlahnya adalah:
3/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah berjalan afdalah sebagai berikut:
(D) Bunga masih harus diterima 300.000
(K) Pendapatan bunga 300.000
Untuk menggambarkan investasi dalam obligasi, anggaplah bahwa pada tanggal 1 maret 199A sebuah perusahaan membeli 100 lembar obligasi perusahaan XYZ yang bernilai nominal Rp. 100.000 per lembar. Harga perolehan adalah Rp. 9.024.000 atau Rp. 90.240 per lembar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 1 april 199F, berbunga 12% setahun. Bunga dibayar dua kali setahun tiap-tiap tanggal 1 april dan 1 oktober. Jumlah yang harus dibayarkan untuk obligasi ini dihitung sebagai berikut:
Harga obligasi Rp 9.024.000
Bunga yang sudah berjalan:
5/12 x 12% x Rp 10.000.000 Rp 500.000
Jumlah yang dibayarkan Rp 9.524.000
Oleh karena bunga obligasi dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober maka pembayaran terakhir sebelum terjdinya pembelian adalah pada tanggal 1 Oktober 199A – 1. Dengan demikian, pada saat pembelian bunga yang sudah berjalan adalah 5 bulan, seperti dalam perhitungan diatas, adalah Rp 500.000. jumlah ini merupakan hak penjual dan harus ditambah pada harga obligasi ayat jurnal yang dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
(D) Investasi dalam obligasi 9.024.000
(D) Pendapatan bunga 500.000
(K) Bank 9.524.000
Pada tanggal 1 april 199Aperusahaan XYZ membayarkan bunga setengah tahunannya. Untuk 100 embar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini akan diperoleh bunga sebesar :
6/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 600.000
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Bank 600.000
(K) Pendapatan bunga 600.000
Pada tanggal 1 Oktober 199A, bunga sebesar Rp 600.000 aka diterima lagi dari perusahaan XYZ dan ayat jurnal yang sama dengan diatas harus dibuat unuk itu. Pada tanggal 1 September 199A saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun laporan keuangannya, bunga yang sudah berjalan untuk obligasi yang dimiliki adalah untuk tanggal 1 Oktober sampai tanggal 31 Desember 199A (3 bulan). Jumlahnya adalah:
3/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah berjalan afdalah sebagai berikut:
(D) Bunga masih harus diterima 300.000
(K) Pendapatan bunga 300.000
AMORTISASI AGIO/DISAGIO
Disamping terhadap bunga yang sudah berjalan, ayat jurnal penyesuaian juga perlu dibuat terhadap perbedaan antara nilai nominal obligasi dengan harga pokoknya. Seperti terlihat di atas, nilai nominal untuk 100 lembar obligasi dalam contoh adalah Rp.10.000.000, sedang obligasi tersebut dibeli hanya dengan harga Rp.9.024.000. selisih lebih nominal obligasi dengan harga pokok pembeliannya disebut dis-agio (discount). Apabila nilai nominal lebih kecil daripada harga pokok, maka selisihnya disebut agio (premium). Nilai nominal sebesar Rp.10.000.000 berarti bahwa pada saat jatuh tempo pemilik obligasi akan menerima pembayaran kembali sejumlah itu. Tanpa adanya jurnal penyesuaian, berarti disagio herus sekaligus dibebankan sebagai pendapatan pada saat pembayaran kembali, Perlakuan demikian kurang tepat, karena pembebanan disagio menjadi tidak merata sepanjang masa pemilikan obligasi. Disagio (demikian juga dengan agio ) harus diamortisasikan sedemikian rupa sehingga pada waktu pembayaran kembali, perkiraan investasi bersaldo sebesar nilai nominal obligasi.
Amortisasi disagio untuk obligasi tersebut diatas dihitung dengan cara seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Nilai nominal obligasi Rp. 10.000.000
Harga perolehan obligasi Rp. 9.024.000
Disagio obligasi Rp. 976.000
Jangka waktu pemilikan (1 maret 199 A
Sampai dengan 1 april 199F) 61 bulan
Amortisasi disagio per bulan
(Rp. 976.000 : 61) Rp. 16.000
Amortisasi disagio per lembar obligasi
Per bulan (Rp.16.000 : 100) Rp. .160
Amortisasi disagio untuk tahun 199A (10 bulan ) terhadap 100 lembar obligasi adalah: 10 x Rp 160.000 = Rp. 160.000. Ayat jurnal penyesuaian yang harus di buat untuk mencatat amortisasi disagio adalah sebagai berikut :
(D) investasi dalam obligasi 160.000
(K) Pendapatan bunga 160.000
Dengan adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut, yang dilakukan tiap tiap tahun, maka pada saat jatuh tempo, perkiraan investasi dalam obligasi akan berjumlah Rp. 10.000.000. jumlah inilah yang akan diterima pada saat obligasi di bayar kembali oleh perusahaan yang mengeluarkannya.
PENERBIT OBLIGASI
Penerbit obligasi ini sangat luas sekali, hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali. Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas :
Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).
Pemerintah suatu negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya maupun Obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional (sovereign bond).
Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah . Di Amerika dikenal sebagai Obligasi daerah (municipal bond). Di Indonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara
Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bonds, atau agencies.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta.
Special purpose vehicles adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan suatu obligasi yang biasa disebut Efek Beragun Aset.
Bagian yang terpenting dalam suatu obligasi adalah :
Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.
Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.
Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang pembayaran kembali / pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi memiliki kewajiban kepada pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Beberapa obligasi diterbitkan dengan masa jatuh tempo hinga lebih dari seratus tahun. Pada awal tahun 2005, pasar atas obligasi euro dengan masa jatuh tempo selama 50 tahun mulai berkembang. Pada pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo obligasi yaitu :
Jangka pendek (surat utang atau bill): yang masa jatuh temponya hingga 1 tahun;
Medium Term Note: masa jatuh temponya antara 1 hingga 10 tahun;
Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh temponya di atas 10 tahun.
Penentuan besarnya “rate of return”
Besarnya “rate of return” atau “yield” dari obligasi yang akan dipertahankan sampai hari jatuh temponya dapat dihitung dengan rumus shortcut formula sebagai berikut :
Rate of Return = (( C x nilai nominal )+ (f-p)/n)/((p+f)/2)
Keterangan :
C = bunga tahunan dalam rupiah
f = harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterima
p = harga pasar
n = umur obligasi
Contoh soal :
Suatu obligasi dengan nilai nominal Rp 15.000 yang mempunyai harga pasar Rp 10.000 mempunyai umur ekonomi 5 tahun dan membayangkan cupon (bunga obligasi) sebesar 6% setiap tahunnya. Tentukan besarnya Rate of Return dari obligasi tersebut apabila obligasi itu mempertahankan sampai jatuh tempo.
Jawab :
Rate of Return = (( C x nilai nominal )+ (f-p)/n)/((p+f)/2)
Rate of Return = (6% (10.000)+ (15.000-10.000)/5)/((15.000+10.000)/2) = 1.600/12.500 = 0,128 atau 12,8%
Penetuan nilai obligasi
Pada prinsipnya nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku. Apabila obligasi itu tidak mempunyai hari jatuh tempo maka nilainya ditentukan dengan mengkapitalisasikan bunga tahunnya atas dasar tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Nilai = R/i
Keterangan :
R = bunga tahun
i = discount rate
Contoh :
suatu obligasi yang tidak mempunyai hari jatuh tempo mempunyai nilai nominal Rp 20.000 dan membayarkan bunga Rp 6.000 setiap tahunnya. Berapa nilai obligasi tersebut berdasarkan pada kondisi pasar pada ini dimana tingkat bunga yang berlaku adalah 15% ?
Jawab :
Nilai = R/i
nilai= 6.000/0,15 = Rp 40.000
Kupon, suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi. Biasanya suku bunga ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR, dan lain-lain. Istilah "kupon" ini asal mulanya digunakan karena dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan bersama dengan kupon bunga yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon, pemegang obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank guna ditukarkan dengan pembayaran bunga.
Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi. Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon obligasi dilakukan secara "tengah tahunan", yang artinya pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali. Di Eropa, kebanyakan obligasi adalah secara "tahunan" atau 1 kupon pertahun.
Dokumen resmi , suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari pemegang saham. Di Amerika, ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan pemerintah dan undang-undang komersial dimana dokumen ini di hadapan pengadilan diperlakukan sebagai suatu kontrak. Ketentuan dalam dokumen resmi tersebut sulit sekali diubah dimana perubahan hanya dapat dilakukan atas persetujuan mayoritas pemegang obligasi.
Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk melunasi obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis ini dikenal sebagai obligasi opsi beli. Kebanyakan obligasi jenis ini memberikan hak kepada penerbit untuk melakukan pelunasan obligasi pada nilai pari. Pada beberapa obligasi mengharuskan penerbit untuk membayar premi yang disebut premi opsi. Ini utamanya digunakan bagi obligasi berbunga tinggi. Pada obligasi jenis ini terdapat banyak sekali persyaratan yang ketat yang membatasi kegiatan operasional penerbit, maka guna membebaskan penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah pelunasan dini atas obligasi tersebut. namun dengan biaya yang lebih tinggi.
Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk memaksa penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa jatuh tempo; lihat opsi jual.
Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual dapat dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi.
Dana jaminan atau yang juga dinenal dengan istilah sinking fund adalah merupakan suatu syarat dalam "dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya suatu porsi tertentu dari obligasi yang dapat dicairkan berkala. Penerbit juga dapat membayar kepada wali amanat yaitu dengan cara melakukan pembelian secara acak atas obligasi yang diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan membeli obligasi di pasaran lalu menyerahkannya kepada wali amanat.
Obligasi tukar atau dikenal juga dengan nama Exchangeable bond ("XB") yang memperkenankan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan saham perusahaan selain daripada saham perusahaan penerbit, biasanya dengan saham anak perusahaan penerbit.
PROSES PENERBITAN DARI SUATU OBLIGASI
Proses yang umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau juga dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi, satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan menjualnya kembali kepada para investor. Pada penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui proses lelang.
PASAR OBLIGASI
Jenis pasar obligasi, yaitu :
1. Pasar Primer. Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES) sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pasar Sekunder. Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasi
Pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :
Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran :
atas bunga, yang diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo bunga; dan
atas diskonto, yang diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi.
Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara :
atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest bearing bond dan atas diskonto bagi pemegang zero coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi.
Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.
PEMBAYARAN DAN
PENEBUSAN ATAS OBLIGASI
1) DANA PELUNASAN OBLIGASI
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi , seringkali harus
mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar dapat memenuhi perjanjian pada waktu
menjual obligasi . Dana yang terkumpul digunakan untuk melunasi obligasi pada
tanggal jatuh tempo.
Dana biasanya dibentuk dengan
simpanan tiap-tiap periode, simpanan ini bisa dalam jumlah yang sama , dapat juga dengan jumlah yang tidak sama .
Dana yang dibentuk dapat diurus sendiri oleh perusahaan , dapat pula diserahkan
pada pihak lain ( WALI ). Dana yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mencari
tambahan penghasilan , biasanya dibelikan surat-surat berharga jangka pendek .
Apabila dana diurus sendiri maka semua transaksi yang berhubungan dengan dana
ini langsung dicatat dalam buku-buku perusahaan . Apabila dana-dana diserahkan
pada wali , setiap periode wali mengirimkan laporan mengenai kegiatan dana .
Pencatatan dalam buku – buku perusahaan dilakukan berdasarkan laporan yang
diterima dari wali .
Berikut ini diberikan contoh transaksi-transaksi
dana pelunasan obligasi dan cara pencatatnnya bila (1) diurus sendiri dan (2)
diurus oleh wali .
(1) Dana
diurus sendiri
Transaksi
|
Jurnal
|
2005
|
|
1 juli 205
|
DPO – Kas
Rp.120.000,00
|
PT ABC memisahkan Rp.120.00,00
sebagai simpanan pertama setiap
setengah tahun untuk dana pelunasan obligasi. Simpanan akan dilakukan
sebanyak 20 kali dengan jumlah yang sama.
|
Kas
Rp. 120.000,00
|
8 juli 2005
|
|
Dana digunakan untuk membeli surat
– surat berharga Rp.106.800,00, Bunga berjalan dibayar sebesar Rp.375,00
|
DPO – surat berharga
Rp.106.800,00
DPO – Pendapatan bunga 375,00
DPO – Kas
Rp.107.175,00
|
20 November 2005
|
|
Menerima bunga dari surat-surat
berharga sejumlah Rp.2.250.000,00
|
DPO- Kas Rp.2.250,00
DPO- Pendapatan bunga
Rp.2.250,00
|
Biaya penyimpanan dana sebesar
Rp.600,00 dibayar
|
DPO – Biaya
Rp.600,00
DPO – Kas
Rp .600,00
|
Simpanan
kedua sebesar Rp.120.000,00 dimasukan
ke DPO
|
DPO – Kas
Rp.120.00,00
Kas
Rp.120.000,00
|
Mencatat piutang bunga dari
surat-surat berharga sebesar Rp.480,00
|
Piutang bunga DPO surat
berharga Rp.480,00
DPO – Pendapatan bunga
Rp. 480,00
|
Mencatat amortisasi premium dari
surat-surat berharga sebasar Rp.300,00
|
DPO – pendapatan
Rp.300,00
DPO- Surat berharga
Rp. 300,00
|
Menutup biaya dan pendapatan DPO
|
DPO- Pendapatan bunga Rp.2.055,00
DPO – Biaya
Rp. 600,00
Laba rugi
1.455,00
|
2014
|
|
31 Desember 2014
|
|
Menjual surat-surat berharga
dengan harga Rp.3.300.000,00 (termasuk bunga bejalan Rp.24.000,00 ). Nilai
buku surat berharga sesudah perhitungan amortisasi premium sebesar
Rp.3.180.00,00. Saldo DPO – Kas pada tanggal ini sebesar Rp.45.00,00 dan uang yang diterima dan
penjualan surat berharga ditambahkan pada saldo DPO-Kas.
|
DPO-Kas
Rp.3.300.00,00
DPO- Suat berharga
Rp.3.180.000,00
DPO-Pendapatan bunga
24.000,00
Laba
penjualan suratberharga DPO
96.000,00
|
Pelunasan obligasi dari DPO-Kas
sebesar Rp.3.000.000,00
|
Utang obligasi
Rp,3.000.000,00
DPO-Kas
Rp.3.000.000,00
|
Mengembalikan saldo DPO-Kas
rekening kas
|
Kas Rp.345.000,00
DPO-Kas
Rp.345.000,00
|
Menutup rekening nominal yang
berhubungan dengan DPO
|
DPO pendapatan bunga Rp.24.000,00
Laba penjualan surat berharga 96.000,00
Laba rugi
Rp.120.000,00
|
(2)
Dana diurus oleh wali
Transaksi
|
Jurnal Dalam Buku Perusahaan
|
Jural Dalam Buku Perusahaan
|
2005
|
||
1 juli 2005
|
||
PT ABC memisahkan Rp120.000,00
sebagai simpanan pertama setiap
setangah tahun untuk pelunasan obligasi simpanan akan dilakukan sebanyak 20
kali dengan jumlah yang sama
|
DPO – Wali Rp.120.000,00
Kas Rp.120.000,00
|
Kas Rp.120.000,00
PT ABC
Rp.120.000,00
|
8 juli 2005
|
||
Dana digunakan untuk membeli
surat-surat berharga seharga Rp.106.800,00.
Bunga berjalan dibayar sebesar
Rp.375,00
|
Penanaman modal dalam surat
berharga Rp.106.800,00
Pendapatan bunga 375,0
Kas
Rp.107.175.000
|
|
30 november 2005
|
||
Diterima bunga dari surat – surat berharga
sejumlah Rp2.250,00
|
Kas Rp.2.250,00
Pendapatan bunga
Rp.2.250,00
|
|
30 desember 2005
|
||
Biaya penyimpangan dana
sebesar Rp.600,00 dibayar
|
Biaya Rp.600,00
Kas
Rp.600,00
|
|
Simpanan kedua sebesar
Rp.120.00,00 dimasukan ke DPO
|
DPO Wali Rp.120.000,00
Kas Rp.120.000,00
|
Kas Rp.120.000,00
PT ABC
Rp.120.000,00
|
Mencatat piutang bunga dari surat
– surat berharga sebesar Rp.480,00
|
Piutang bunga Rp.480,00
Pendapatan bunga Rp.480,00
|
|
Mencatat amortisasi aigo dari
surat-surat berharga sebesar Rp.300,00
|
Pendapatan bunga Rp.300,00
Penanam modal dalam
surat berharga
Rp.300,00
|
|
Mengakui biaya dan pndapatan dari
DPO
|
DPO Wali Rp.455,00
DPO Biaya 600,00
DPO pendapatan bunga
RP.2.055,00
|
Pendapatan bunga Rp.2.055,00
Biaya
Rp.600,00
PT ABC
1.455,00
|
Menutup biaya dan pendapatan DPO
|
DPO pendapatan bunga Rp.2.055,00
DPO Biaya Rp.600,00
Laba rugi
1.455,00
|
|
31 Desember 2014
|
||
Menjual surat-surat berharga
dengan harga Rp.3.300.000,00 (termasuk harga berjalan Rp.24.000,00) nilai
buku surat berharga setelah perhitungan amortisasi aigo
sebesarRp.3.180.000,00 , saldo DPO-Kas pada tanggal ini sebesar Rp.45.000,00 dan uang yang diterima dari
penjualan surat berharga ditambahkan pada saldo DPO –Kas
|
Kas
Rp3.300.000,00
Penanaman modal dalam
surat berharga
Rp.3.180.000,00
pendapatan bunga 24.000,00
laba pendapatan
surat berharga
96.000,00
|
|
Pelunasan oblgiasi dari DPO-Kas sebesar Rp.3.000.000,00
|
Utang obligasi Rp.3.00.000,00
DPO Wali Rp.3.000.000,00
|
PTABC Rp.3.000.000,00
Kas
Rp.3.000.000,00
|
Mengembalikan salo DPO – Kas kerekening kas
|
Kas Rp.345.000,00
DPO wali Rp.345.000,00
|
PTABC Rp.345.000,00
Kas
Rp.345.000,00
|
Mengakui biaya dan pendapatan dari
DPO
|
DPO Wali Rp.120.000,00
DPO Pendapatan bnga Rp.24.00,00
Laba penjualan
surat berharga 96.000,00
|
|
Menutup rekening normal yang
berhubungan dengan DPO
|
DPO pendapatan
bunga
Rp.24.00,00
Laba pendapatan surat
Berharga 96.000,00
Laba rugi Rp.120.000,00
|
Pendapatan bunga Rp.24.000,00
Laba penjualan surat
beharga DPO 96.000,00
PTABC
Rp.120.000,00
|
2) PENEBUSAN OBLIGASI
Obligasi yang dapat ditebus
(callable bonds) dapat dibelikembali oleh perusahaan penerbit dalam periode
waktu dan pada harga yang dinyatakan dalam kontrak obligasi.
Ayat jurnal untuk mencatat penebusan
adalah:
Utang obligasi
xxx
Premium atas
obligasi
xxx
Kas
xxx
Laba atas penebusan obligasi xxx
3) Premium dan Discount
Dalam pembelian obligasi, apabila ternyata harga perolehan
tidak sama dengan nilai nominal obligasi maka akan terjadi premium dan
discount. Premium obligasi disebut pula Agio obligasi terjadi bila harga
perolehan lebih besar daripada nilai nominal obligasi. Discount obligasi atau
Disagio obligasi terjadi bila nilai nominal obligasi lebih besar daripada harga
perolehan obligasi. Premium maupun discount diamortisasi sepanjang umur
obligasi, sehingga pada tanggal jatuh tempo obligasi nilai buku Investasi
Jangka Panjang – Obligasi akan menunjukkan jumlah yang sama dengan nilai nominal
obligasi. Amortisasi premium dan discount dihitung dengan cara menghitung:
Jumlah Agio / Disagio
=
------------------------------
Umur obligasi
Ada 2 cara untuk amortisasi agio
atau disagio obligasi yaitu dengan metode garis lurus (straight-line method)
dan metode bunga efektif (effective interest method).
Contoh :
1. Amortisasi Agio
Obligasi nominal Rp. 100.000 bunga
8% per tahun dibayar dua kali dengan umur 5 tahun terjual dengan harga Rp.
108.530. Tingkat bunga umum 6% per tahun.
TABEL
AMORTISASI AGIO OBLIGASI
|
|||||
METODE
GARIS LURUS
|
|||||
Tgl
|
Bunga
|
Amortisasi
|
Jumlah
|
Agio
|
Nilai
|
Pendapatan
|
Belum
|
||||
Bunga
|
Obligasi
|
Agio
|
Bunga
|
Diamortisasi
|
Buku
|
Rp
8,530
|
Rp 108,530
|
||||
1
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp 3,147
|
Rp
7,677
|
Rp 107,677
|
2
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
6,824
|
Rp 106,824
|
3
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
5,971
|
Rp 105,971
|
4
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
5,118
|
Rp 105,118
|
5
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
4,265
|
Rp 104,265
|
6
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
3,412
|
Rp 103,412
|
7
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
2,559
|
Rp 102,559
|
8
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
1,706
|
Rp 101,706
|
9
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
853
|
Rp 100,853
|
10
|
Rp 4,000
|
Rp
853
|
Rp
3,147
|
Rp
-
|
Rp 100,000
|
TABEL
AMORTISASI AGIO OBLIGASI
|
|||||
METODE
BUNGA EFEKTIF
|
|||||
Tgl
|
Bunga
|
Pendapatan
|
Amortisasi
|
Agio
|
Nilai
|
Bunga
|
Belum
|
||||
Bunga
|
Obligasi
|
3%xnilai
buku
|
Agio
|
Diamortisasi
|
Buku
|
Rp
8,530
|
Rp 108,530
|
||||
1
|
Rp 4,000
|
Rp 3,256
|
Rp
744
|
Rp
7,786
|
Rp 107,786
|
2
|
Rp 4,000
|
Rp 3,234
|
Rp
766
|
Rp
7,020
|
Rp 107,020
|
3
|
Rp 4,000
|
Rp 3,211
|
Rp
789
|
Rp
6,231
|
Rp 106,231
|
4
|
Rp 4,000
|
Rp 3,187
|
Rp
813
|
Rp
5,418
|
Rp 105,418
|
5
|
Rp 4,000
|
Rp 3,163
|
Rp
837
|
Rp
4,581
|
Rp 104,581
|
6
|
Rp 4,000
|
Rp 3,137
|
Rp
863
|
Rp
3,718
|
Rp 103,718
|
7
|
Rp 4,000
|
Rp 3,112
|
Rp
888
|
Rp
2,830
|
Rp 102,830
|
8
|
Rp 4,000
|
Rp 3,085
|
Rp
915
|
Rp
1,915
|
Rp 101,915
|
9
|
Rp 4,000
|
Rp 3,057
|
Rp
943
|
Rp
972
|
Rp 100,972
|
10
|
Rp 4,000
|
Rp 3,029
|
Rp
971
|
-
|
Rp 100,000
|
2. Amortisasi Disagio
Obligasi nominal Rp. 100.000 bunga
8% per tahun dibayar dua kali dengan umur 5 tahun terjual dengan harga Rp.
92.273. tingkat bunga umum 10%.
TABEL
AMORTISASI DISAGIO OBLIGASI
|
|||||
METODE
GARIS LURUS
|
|||||
Tgl
|
Bunga
|
Amortisasi
|
Pendapatan
|
Disagio
|
Nilai
|
Belum
|
|||||
Bunga
|
Obligasi
|
Disagio
|
Bunga
|
Diamortisasi
|
Buku
|
Rp
7,727
|
Rp
92,273
|
||||
1
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 6,954.3
|
Rp 93,045.7
|
2
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 6,181.6
|
Rp 93,818.4
|
3
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 5,408.9
|
Rp 94,591.1
|
4
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 4,636.2
|
Rp 95,363.8
|
5
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 3,863.5
|
Rp 96,136.5
|
6
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 3,090.8
|
Rp 96,909.2
|
7
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 2,318.1
|
Rp 97,681.9
|
8
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp 1,545.4
|
Rp 98,454.6
|
9
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
Rp
772.7
|
Rp 99,227.3
|
10
|
Rp 4,000
|
Rp
772.7
|
Rp 4,772.7
|
-
|
Rp 100,000.0
|
TABEL
AMORTISASI DISAGIO OBLIGASI
|
|||||
METODE
BUNGA EFEKTIF
|
|||||
Tgl
|
Bunga
|
Pendapatan
|
Amortisasi
|
Disagio
|
Nilai
|
Bunga
|
Belum
|
||||
Bunga
|
Obligasi
|
5%xnilai
buku
|
Disagio
|
Diamortisasi
|
Buku
|
Rp
7,727
|
Rp
92,273
|
||||
1
|
Rp 4,000
|
Rp
4,614
|
Rp
614
|
Rp
7,113
|
Rp
92,887
|
2
|
Rp 4,000
|
Rp
4,644
|
Rp
644
|
Rp
6,469
|
Rp
93,531
|
3
|
Rp 4,000
|
Rp
4,677
|
Rp
677
|
Rp
5,792
|
Rp
94,208
|
4
|
Rp 4,000
|
Rp
4,710
|
Rp
710
|
Rp
5,082
|
Rp
94,918
|
5
|
Rp 4,000
|
Rp
4,746
|
Rp
746
|
Rp
4,336
|
Rp
95,664
|
6
|
Rp 4,000
|
Rp
4,783
|
Rp
783
|
Rp
3,553
|
Rp
96,447
|
7
|
Rp 4,000
|
Rp
4,822
|
Rp
822
|
Rp
2,731
|
Rp
97,269
|
8
|
Rp 4,000
|
Rp
4,863
|
Rp
863
|
Rp
1,868
|
Rp
98,132
|
9
|
Rp 4,000
|
Rp
4,907
|
Rp
907
|
Rp
961
|
Rp 99,039
|
10
|
Rp 4,000
|
Rp
4,952
|
Rp
952
|
-
|
Rp 100,000
|
Contoh :
Pada tanggal 1 April 1991 dibeli obligasi, nominal Rp.
1.000.000,- bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 1993, dengan harga Rp.
1.066.000 (termasuk komisi dan biaya pembelian lain). Bunga dibayarkan tiap
tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal jatuh tempo obligasi dilunasi.
Perhitungan harga perolehan :
Keterangan
:
Nilai Uang (Rp.)
Harga
Beli obligasi
1.066.000
Bunga
berjalan 1/12 x1.000.000
x12%
10.000
Total Pembayaran
1.076.000
Catatan:
Bunga berjalan 1 bulan (dari 1 Maret 1991 s.d 1 April 1991)
Premium
Obligasi = Rp. 1.066.000,- – Rp. 1.000.000,- = Rp. 66.000,-
Diamortisasi
selama umur obligasi 33 bulan (1 April ’91 – 31 Des ’93)
Amortisasi
premium obligasi per bulan :
Rp.
66.000 =
Rp. 2.000,-
Pencatatan untuk bunga berjalan
sebagai pendapatan bunga yang didebet:
Tgl.
|
Nomor
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
Bukti
|
|||||
1991
|
Rp.
|
Rp.
|
|||
Apr, 1
|
-
|
Investment in Bonds
|
1.066.000
|
-
|
|
Interest Revenue
|
10.000
|
-
|
|||
Cash
|
-
|
1.076.000
|
Transaksi :
01
Sep 1991, menerima bunga obligasi sebesar Rp. 60.000,00 (6/12 x 12%x Rp.
1.000.000).
31
Des. 2000, amortisasi premium obligasi 9 bulan (April-Des. 1991) sebesar Rp.
18.000,- (9 x Rp. 2.000).
31
Des. 2000, penyesuaian pendapatan bunga yang masih harus diterima 4 bulan (Sep
– Des) Rp. 40.000,- (4/12x12%xRp. 1.000.000).
01 Jan 1992, reversing entry.
31 Des 1993, pelunasan obligasi.
Transaksi-transaksi tersebut di atas
dijurnal sebagai berikut :
Tgl.
|
Nomor
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
Bukti
|
|||||
1991
|
Rp.
|
Rp.
|
|||
Sep, 1
|
-
|
Cash
|
60.000
|
-
|
|
Interest Revenue
|
-
|
60.000
|
|||
Dec,31
|
-
|
Interest Revenue
|
18.000
|
-
|
|
Investment in Bonds
|
-
|
18.000
|
|||
Dec,31
|
-
|
Interest Receivable
|
40.000
|
-
|
|
Interest Revenue
|
-
|
40.000
|
|||
1992
|
|||||
Jan, 1
|
-
|
Interest Revenue
|
40.000
|
-
|
|
Interest Receivable
|
-
|
40.000
|
|||
1993
|
|||||
Des,31
|
-
|
Cash
|
1.000.000
|
-
|
|
Investment in Bonds
|
-
|
1.000.000
|
4) Penjualan Obligasi Sebelum Tanggal Jatuh Tempo
Penjualan
obligasi sebelum jatuh tempo dapat menimbulkan laba atau rugi penjualan
obligasi. Laba atau rugi penjualan obligasi dihitung dengan membandingkan
jumlah uang yang diterima dari penjualan obligasi dengan nilai buku Investasi
Jangka Panjang Obligasi pada saat terjadinya penjualan.
Contoh :
Misalnya obligasi pada contoh
diatas, pada tanggal 1 April 1993 dijual dengan harga Rp. 1.015.000,- (sesudah
dikurangi komisi dan lain-lain).
Perhitungan laba/rugi:
Harga perolehan
obligasi
Rp. 1.066.00,00
Amortisasi premium obligasi :
1991 = 9 x Rp. 2.000,00
= Rp. 18.000,00
1992 = 12 x Rp. 2.000,00 = Rp. 24.000,00
1993 = 3 x Rp. 2.000,00
= Rp. 6.000,00
Rp.
48.000,00
Nilai buku obligasi
Rp.1.018.000,00
Harga jual
obligasi
Rp.1.015.000,00
Rugi
penjualan obligasi
Rp.
3.000,00
Bunga berjalan 1 bulan: 1/12xRp.
1.000.000x12%
Rp.
10.000,00
Jumlah
penerimaan
Rp.1.025.000,00
Pencatatan atas penjualan obligasi
diatas adalah :
Tgl.
|
No.
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
kredit
|
Bukti
|
|||||
1993
|
Rp.
|
Rp.
|
|||
Apr, 1
|
-
|
Cash
|
-
|
1.025.000
|
-
|
Loss on Sales of Bonds
|
3.000
|
-
|
|||
Investment in Bonds
|
-
|
1.018.000
|
|||
Interest Revenue
|
-
|
10.000
|
|||
(mencatat penjualan dan
|
|||||
penerimaan bunga)
|
|||||
-
|
Interest Revenue
|
-
|
6.000
|
-
|
|
Investment in Bonds
|
-
|
6.000
|
|||
(mencatat amortisasi agio
|
|||||
selama 3 bulan)
|
5) Pelunasan Obligasi
Obligasi yang dapat dilunasi kembali
sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dilakukan dengan memberi agio kepada
pemegang obigasi pada waktu pelunasan itu terjadi. Akuntansi disagio atau
amortisasi agio dalam buku investor tidak lagi dengan cara garis lurus tetapi
menggunakan cara amortisasi yang di percepat.
Misalnya: obligasi dikeluarkan pada tanggal 1
januari 1992 dan jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2010. Daftar tanggal
pelunasan dengan jumlah pelunasan
sebagai berikut:
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 1995 sampai31
Desember 1999=105
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2000 sampai 31
Desember 2004=103
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2005 sampai 31
Desember 2009=101
Apabila
obligasi ini dibeli oleh investor di atas nilai nominal maka perhitungan
amortisasi agionya harus dibuat sedemikian rupa agar nilai buku obligasi tidak
melebihi nilai jatuh tempo tiap-tiap jangka waktu.
Misalnya obligasi nominal Rp 1.000.000,00
dibeli dengan hargaRp 1.100.000,00, amortisasi yang dipercepat dihitung sebagai
berikut:
Rp
1.100.000,00 – Rp 1.050.000,00 : 3 tahun
(1992-1994) = Rp 16.667,00 per
tahun.
Rp
1.050.000,00 – Rp 1.030.000,00 : 5 tahun (1995-1999) = Rp
4.000,00 per tahun.
Rp
1.030.000,00 – Rp 1.010.000,00 : 5 tahun
(2000-2004) = Rp 4.000,00 per tahun.
Rp
1.010.000,00 – Rp 1.000.000,00 : 5 tahun
(2005-2009) = Rp 2.000,00 per tahun.
Dengan
amortisasi yang dipercepat, nilai buku investas iobligasi sama dengan jumlah
pelunasan pada akhir suatu jangka waktu. Obligasi yang agio atau disagionya
tidak lebih besar dari nilai jatuh tempo setiapperiode, tidak menimbulkan
masalah. Pelunasan obligasi seperti ini dicatat dalambuku investor dengan debit
kas, kredit penanaman modal dalam obligasi, sedang laba ruginya merupakan
selisihnya. Penerimaan bunga obligasi tetap dikreditkan ke rekening pendapatan
bunga obligasi.
6) Pertukaran Obligasi
Jika obligasi ditukarkan dengan surat berharga lain, maka
akun Investasi Jangka Panjang – Obligasi ditutup dan diganti dengan surat
berharga yang baru diterima. Harga perolehan surat berharga yang baru
didasarkan pada harga pasarnya, selisihnya dengan nilai buku obligasi dicatat
sebagai laba atau rugi.
Contoh :
Obligasi
yang dimiliki nominal Rp. 100.000,00, bunga 12%, dibayarkan tiap tanggal 1
Maret dan 1 September. Pada tanggal 1 April 1991 nilai bukunya sebesar Rp.
102.400,00, dan ditukarkan dengan 10 lembar saham biasa, nominal Rp. 10.000,00
per lembar. Pada tanggal tersebut harga pasar saham biasa tercatat sebesar Rp.
12.000,00 per lembar.
Jurnal
yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
Tgl.
|
No.
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
kredit
|
Bukti
|
|||||
Bukti
|
|||||
1993
|
Rp.
|
Rp.
|
|||
Aprl 1
|
Cash
|
-
|
1.025.000
|
-
|
|
Loss on Sales of Bonds
|
3.000
|
-
|
|||
Investment in Bonds
|
-
|
1.018.000
|
|||
Interest Revenue
|
-
|
10.000
|
|||
(mencatat penjualan dan
|
|||||
penerimaan bunga)
|
|||||
Interest Revenue
|
-
|
6.000
|
-
|
||
Investment in Bonds
|
-
|
6.000
|
|||
(mencatat amortisasi agio
|
|||||
selama 3 bulan)
|
|||||
Tgl.
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
|
1991
|
Rp.
|
Rp.
|
|||
Apr, 1
|
Interest Revenue
|
Xxx
|
-
|
||
Investment in Bonds
|
-
|
xxx
|
|||
(mencatat amortisasi agio
|
|||||
selama 3 bulan)
|
|||||
Investment in Common Stock
|
120.000
|
-
|
|||
Investment in Bonds
|
-
|
102.400
|
|||
Gain on Change of Bonds
|
-
|
17.600
|
|||
(mencatat pertukaran obligasi
|
|||||
dengan saham)
|
|||||
Cash
|
1.000
|
-
|
|||
Interest Revenue
|
-
|
1.000
|
7) Dana Pelunasan Obligasi
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi, seringkali harus
mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar dapat memenuhi perjanjian pada waktu
menjual obligasi. Dana yang terkumpul digunakan untuk melunasi obligasi pada
tanggal jatuh tempo. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk mencari tambahan
penghasilan, biasanya dibelikan surat-surat berharga jangka pendek.
Contoh :
PT. Good Years telah memanfaatkan
dana pelunasan utang obligasi yang penyisihannya dari uang kas sejumlah Rp.
63.180.000,- yang mana ini digunakan untuk transaksi-transaksi berikut ini :
1. Dibeli 100 lembar saham PT. Kuda Laut dari kas dana
pelunasan utang obligasi seharga Rp. 59.130.000,-
2. Diterima dividend tunai dari PT. Kuda Laut sejumlah Rp.
6.547.500,-
3. Dijual 100 lembar saham PT. Kuda Laut seharga Rp.
72.387.000,- jumlah ini diterima bersih perkas
4. Pada tanggal jatuh tempo obligasi yang beredar ditebus
kembali dari uang dana pelunasan utang obligasi, yang jumlahnya Rp.81.000.000,-
5. Sisa dari pelunasan utang obligasi tersebut dialihkan
kembali ke rekening kas perusahaan
Jurnal-jurnal yang dibuat PT. Good
Years sebagai berikut :
Tgl.
|
No.
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
kredit
|
Bukti
|
|||||
Rp.
|
Rp.
|
||||
-
|
Bond Retirement Fund Cash
|
63.180.000
|
-
|
||
Cash
|
-
|
63.180.000
|
|||
1
|
-
|
BRF Marketable Securities
|
59.130.000
|
-
|
|
Bond Retirement Fund Cash
|
-
|
59.130.000
|
|||
2
|
-
|
Bond Retirement Fund Cash
|
6.547.500
|
-
|
|
BRF Devidend Revenue
|
-
|
6.547.500
|
|||
3
|
-
|
Bond Retirement Fund Cash
|
72.387.000
|
-
|
|
BRF Marketable Securities
|
-
|
59.130.000
|
|||
BRF Gain on Sale Securities
|
-
|
13.257.000
|
|||
4
|
-
|
Bonds Payable
|
81..000.000
|
-
|
|
Bond Retirement Fund Cash
|
-
|
81.000.000
|
|||
5
|
-
|
Cash
|
1.579.500
|
-
|
|
Bond Retirement Fund Cash
|
-
|
1.579.500
|
8) NERACA PERUSAHAAN
a. PENYAJIAN UTANG OBLIGASI DI NERACA
Saat tanggal neraca berada dalam satu tahun dari tanggal
jatuh tempo, maka obligasi dapat digolongkan kewajiban lancar. Jika obligasi
akan dibayar dari dana pelunasan atau jika akan didanai kembali denngan
penerbitan obligasi lain, mak obligasi akan tetap berada dalam kategori jangka
panjang. Saldo dalam akun diskon utang obligasi dilaporkan sebagai pegurang
dari utang obligasi. Keballikkannya, saldo akun premium akan dilaporkan sebagi
penambah pada utang obligasi terkait.
b. PENYAJIAN INVESTASI OBLIGASI DALAM NERACA
Investasi dalam obligasi atau surat berharga utang lainnya
yang ditujukan oleh manajemen untuk disimpan hingga tanggal jatuh tempo disebut
surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturities
securities). Surat berharga semacam ini digolongkan sebagi investasi jangka
panjang pada bagian investasi.
9) METODE AMORTISASI SUKU BUNGA EFEKTIF
Metode suku bunga efektif untuk mengamortisasi diskon
dan premium memberikan suku bu nga konstan pada nilai yang tercatat obligasi
diawal masing – masing periode. Hal ini berkebalikan dengan metode garis lurus
, yang memberikan jumlah beban bunga yang konstan.
Suku bunga yang digunakan dalam metode amortisasi suku bunga
adalah suku bunga pasar pada tanggal obligasi diterbitkan. Nilai tercatat
dari obligasi yang dikenakan suku bunga merupakan nilai nominal obligasi
dikurangi dengan diskon yang belum diamortisasi atau ditambah premium yang
belum diamortisasi .
Dengan
metode suku bunga , beban bunga yang akan dilaporkan dilaba rugi dihitung
dengan cara mengalikan suku bunga efektif dengan nilai tercatat obligasi.
Selisih antara beban bunga yang dihitung dengan cara ini dan pembayaran bunga
periodic merupakan jumlah diskon atau premium yang akan diamortisasi pada
priode tersebut.
PENCATATAN
PENANAMAN MODAL DALAM OBLIGASI
Obligasi yang dibeli untuk tujuan
penanaman modal jangka panjang dicatat dengan jumlah harga perolehannya yaitu
harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti komisi, materai, provisi dan
lain-lain. Apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, pembeli
membayar harga beli ditambah bunga perjalanan yaitu sejak tanggal pembayaran
bunga terakhir sampai tanggal pembelian obligasi. Pembayaran bunga berjalan ini
bukan merupakan harga perolehan obligasi.
Contoh
: Perhitungan bunga berjalan dan pencatatan obligasi sebagai berikut.
· Nona risa membeli obligasi PT.
Hartamin pada tanggal 1 Mei 1991, nominal Rp. 1.000.000, bunga 12 % dengan
harga beli sebesar Rp. 1.000.000. biaya pembelian yaitu komisi dan materai
sebesar Rp. 25.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Maret dan 1
September. Harga perolehan obligasi dan bunnga berjalan dihitung sebagai
berikut :
Harga beli obligasi
Komisi dan materai
|
Rp. 1.000.000
Rp 25.000
|
Bunga berjalan ( maret-mei)
2/12 X 12% X 1.000.000
|
Rp. 1.025.000
Rp. 20.000
|
Jumlah uang yang diterima
|
Rp. 1.045.000
|
Jurnal
yang dibuat oleh nona Risa untuk mencatat pembelian obligasi diatas sebagai
berilut :
· Penanaman
modal dalam obligasi Rp.
1.025.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 20.000
Kas Rp. 1.045.000
Rekening pendapatan bunga obligasi didebet dengan jumlah Rp.
20.000 yaitu bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi, sehingga
pada tanggal 1 September 1991 yaitu tanggal pembayaran bunga akan dibuat jurnal
sebagai berikut :
· Kas Rp.
60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp.
60.000
(Perhitungan
bunga : 6/12 X 12% X 1.000.000 = Rp. 60.000. )
Apabila bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual
obligasi didebitkan ke rekening piutang bunga obligasi, maka pada tanggal 1
september 1991 penerimaan bunga obligasi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
· Kas Rp.
60.000
Piutang bunga obligasi Rp.
20.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 40.000
Berikut contoh menegenai perhitungan amortisasi agio dan
disagio dengan metode garis lurus beserta jurnal – jurnal untuk mencatatnya.
Contoh
:
· Pada tanggal 1 maret 1991 dibeli
obligasi, nominal Rp. 1.000.000, bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember
1993 dengan hargaRp. 966.000 termasuk komisi dan materai. Bunga obligasi
dibayarkan setiap tanggal 1 January dan 1 juli tiap tahunnya. Pada tanggal 31
December 1993 obligasi di lunasi oleh perusahaan yang mengeluarkan.
Perhitungan:
Harga
beli Rp.
966.000
Bunga
berjalan (2/12 X 12% X Rp. 1.000.000) RP. 20.000
Jumlah
uang yang dibayarkan Rp.
986.000
Disagio obligasi (Rp. 1.000.000 – Rp. 966.000 = Rp. 34.000)
akan diakumulasikan selama umur obligasi yaitu 34 bulan ( 1Maret 1991 s.d. 31
December 1993).
Akumulasi disagio setiap bulan sebesar Rp.
34.000 : 34 = Rp. 1.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi – transaksi diatas sebagai berikut :
Transaksi
|
Jurnal
|
1 – 3 – 1991
Pembelian obligasi
|
Penerimaan
modal dalam obligasi Rp. 966.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 20.000
Kas
Rp. 986.000
|
1 – 7 – 1991
Penerimaan bunga
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 =
Rp. 60.000
|
Kas
Rp. 60.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 60.000
|
31 -12 -1991
Penyesuaian
a)
Mencatat
bunga 6 bulan
b)
Akumulasi
disagio
10
bulan X Rp. 1.000 = Rp. 10.000
|
Piutang
bunga Rp. 60.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 60.000
Penanaman
modal dalam obligasi Rp. 10.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 10.000
|
1 – 1- 1992
a)
Peneyesuaian
kembali
b)
Penerimaan
bunga
|
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 60.000
Piutang
bunga Rp. 60.000
Kas
Rp. 60.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 60.000
|
1 – 7 – 1992
Penerimaan bunga
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 =
Rp. 60.000
|
Kas
Rp. 60.000
Pendapatan
bungga obligasi Rp. 60.000
|
31 – 12 – 1992
Penyesuaian
a)
Mencatat
pendapatan bunga
b)
Akumulasi
disagio
12
bulan X Rp. 1.000
|
Piutang
bunga Rp. 60.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 60.000
Penanaman
modal dalam obligasi Rp. 12.000
Pendapatan
bunga obligasi Rp. 12.000
|
Dalam tahun 1993 dibuat jurnal seperti dalam tahun 1992.
Pada tanggal 31 December 1993 ketika obligasi dilunasi dibuat jurnal sebagai
berikut :
· Kas Rp.
1.000.000
Penanaman
modal obligasi Rp.
1.000.000
INVESTASI JANGKA PANJANG SAHAM
1.Pengertian Investasi jangka
Panjang Saham
Investasi jangka panjang – saham
adalah penanaman dana perusahaan diluar perusahaan yaitu pada saham-saham yang
diterbitkan atau di kelurkan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Tujuan investasi adalah sebagai berikut :
Investasi pada saham dapat dilakukan
pada saham biasa dan saham prioritas. Jika tujuannya memperoleh deviden yang
tetap setiap periodenya, maka dilakukan pada saham prioritas
2. Klasifikasi Investasi Saham
Pengelolaan investasi ke dalam
investasi sementara dan jangka panjang adalah dari segi jangkaa waktunya yaitu
jika penanaman dilakukan lebih dari satu tahun disebut investasi jangka
panjang, tetapi kurang dari satu tahun disebut investaasi jangka pendek.
Investasi jangka panjang pada saham dapat dilakukan pada saham biasa dan saham
prioritas. Saham biasa adalah saham yang tidak memiliki prioritas lebih dahulu
dalam pembagian laba. Sedangkan setelah pembagian laba kepada saham prioritas,
jika masih terdapat sisa laba, maka sisa laba ini baru dibagikan kepada saham
biasa.
3.Pembelian Saham
Saham – saham dapat diperoleh dengan
berbagai cara, yaitu dibeli atau ditukar dengan aktiva. Masing –masing cara
pembelian ini akan menimbulkan masalah menentukan harga pokok dari saham yang
dibeli. Apabila saham dibeli dengan tunai maka harga pokoknya adalah jumlah
semua uang yang dibayarkan dalam pembelian tersebut yang terdiri dari harga
kurs, biaya – biaya komisi, materi dan lain – lain. Jumlah harga pokok tersebut
akan dicatat dengan mendebit rekening penanaman modal dan saham. Apabila saham
itu diperoleh dengan cara ditukar dengan aktiva maka harga pokok saham akan
dicatat sebesar harga pasar saham tersebut.
Saham prioritas yang dibeli pada
tanggal pembayaran deviden, secara legal tidak menimbulkan masalah deviden yang
terutang (accured dividen). Tetapi karena dividen saham prioritas itu jumlah
nya sudah pasti maka biasanya dalam transaksi jual beli saham prioritas akan
diperhitungkan dividen yang terutang sampai tanggal pembelian.
3.1.Pembelian Tunai :
Saham yang dibeli dengan tunai
dicatat dalam rekening “Investasi Jangka Panjang Saham” sebesar jumlah uang
yang dikeluarkan termasuk komisi makelar, pajak dan biaya-biaya lainnya yang
terjadi secara insidential berkaitan dengan pembelian tersebut. Jumlah harga
beli ditambah berbagai biaya itu adalah harga perolehan saham. Meskipun pada
saat pembelian ada sebagian biaya yang belum dibayar, saham tetap dicatat
sebesar harga perolehannya.
Contoh
:
Pada tanggal 1 April Nana membeli
100 lembar saham PT. Muda 6%, nominal Rp. 10.000 per lembar dengan kurs 105.
Biaya pembelian saham (termasuk materai dan komisi) sebesar Rp. 50.000. Dividen
saham PT. Muda dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Transaksi-transaksi
diatas akan dicatat dengan jurnal sebagai
berikut :
Perhitungan
:
Harga beli saham = 100 x Rp. 10.000
x
105/100
=Rp. 1.050.000
Biaya
pembelian
=
Rp. 50.000
Dividen yang terutang 1 januari
sampai 1 April =
3/12 x 6% x
Rp.1.000.000
= Rp.
15.000 +
Jumlah uang yang dibayarkan
= Rp. 1.115.000
Jurnal :
1 April
Penanaman modal dalam saham
perioritas
Rp. 1.100.000
Pendapatan dividen
Rp. 15.000
Kas
Rp. 1.115.000
Dividen terutang sebesar Rp.
15.000,00 dalam jurnal di debitkan ke rekening pendapatan dividen. Cara ini
akan mengakibat seluruh dividen yang diterima pada tanggal 31 desember akan
dikreditkan ke rekening pendapatan deviden.
31 Desember
Kas
Rp. 60.000
Pendapatan Diveden
Rp. 60.000
Perhitungan
:
Pendapatan Dividen = 6% x Rp.
1.000.000 = Rp. 60.000
Selain cara diatas, Dividen terutang
dapat dicatat dengan mendebit rekening piutang pendapatan Dividen. Cara ini
akan mengakibatkan Dividen yang diterima pada tanggal 31 Desember akan
dikreditkan kedua rekening yaitu rekening piutang pendapatan deviden sebesar
Rp. 15.000 dan rekening pendapatan Dividen sebesar Rp. 45.000. jika digunakan
cara kedua ini maka jurnal Dividen tanggal 31 Desember sebagai
berikut :
Kas
Rp. 60.000
Piutang Pendapatan
Dividen
Rp. 15.000
Pendapatan
Dividen
Rp. 45.000
3.2. Pembelian Lump-Sum
Kadang-kadang pembelian saham
dilakukan secara lump-sum (bersama) yaitu dua macam saham atau lebih dibeli
sekaligus dengan satu jumlah harga. Masalah yang timbul dalam pembeliaan
seperti ini adalah bagaimana mengalokasikan harga beli kepada masing-masing
jenis saham. Alokasi harga beli dapat dilakukan dengan dasar sebagai berikut:
- Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli diketahui, alokasi didasarkan pada perbandingan jumlah relatif masing-masing.
- Jika yang diketahui harga pasarnya hanya satu jenis saham, maka harga pasar saham akan diketahui, diperlukan sebagai harga pokok saham tersebut dan sisanya merupakan harga pokok jenis lain.
- Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli tidak diketahui, maka alokasi harga pokoknya ditangguhkan sampai salah satu saham dapat diketahui harga pasarnya.
Untuk menjelaskan cara-cara alokasi
di atas, berikut ini diberikan contoh pembelian secara lump-sum sebagai
berikut:
Nana membeli 50 blok saham dengan harga
Rp. 25.000,00 per blok. Tiap blok terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3
lembar saham biasa. Alokasi harga pokok saham kepada masing-masing jenis
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Harga pasar masing-masing jenis
saham diketahui
Misalnya harga pasar saham prioritas
Rp. 12.500,00 per lembar dan hara saham biasa Rp. 4.500 per lembar.
Penyelesaian:
Nilai saham
prioritas
= 50 x Rp.
12.500,00
= Rp. 625.000,00
Nilai saham
biasa
= 50 x Rp. 4.500,00
= Rp. 225.000,00
Rp. 850.000,00
Harga saham prioritas = Rp.
625.000,00 x Rp. 1.250.000,00
Rp. 850.000,00
= Rp. 919.118,00
Harga pokok saham
biasa = Rp. 225.000,00 x Rp. 1.250.000,00
Rp. 850.000,00
= Rp. 330.882,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi di atas sebaga berikut:
Penanaman modal dalam saham
prioritas Rp. 919.118,00
Penanaman modal dalam saham
biasa Rp.
330.882,00
Kas
Rp. 1.250.000,00
Harga Pasar yang diketahui hanya
Saham Prioritas
Misalnya harga pasar saham
prioritas= Rp.12.500,00 per lembar, sedang harga biasa tidak diketahui.
Harga beli saham prioritas sebagai
berikut:
Harga beli saham prioritas dan saham
biasa
Rp. 1.250.000,00
Harga saham
prioritas=50xRp.12.500,00
Rp 625.000,00
Harga pokok saham biasa
Rp 625.000,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi pembelian saham-saham di atas sebagai berikut:
Penanaman modal dalam saham
prioritas Rp.
625.000,00
Penanaman modal dalam saham
biasa
Rp. 625.000,00
Kas
Rp. 1.250.000,00
Harga pasar masing-masing saham
tidak diketahui
Karena harga pasarnya tidak ada
diketaahui maka tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk mengalokasikan harga
beli saham-saham tersebut. Alokasi harga beli saham ditangguhkan sampai
diperoleh dasar yang kuat. Transaksi pembelian saham di atas jika harga
pokoknya tidak dialokasikan akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Penanaman modal dalam saham
Biasa dan
prioritas
Rp. 1.250.000,00
Kas
Rp. 1.250.000,00
4.Pembagian Deviden
Dividen adalah, keuntungan yang
diperoleh perusahaan investee (perusahaan yang menerbitkan saham) dalam suatu
periode akan dibagikan kepada pemegang saham. Dividen ini baru akan menjadi
pemegang saham apabila perusahaan investee telah mengumumkan adanya pembagian
dividen. Biasanya ada selang waktu antara saat pengumuman adanya pembagian
dividen dan saat realisasi pembagian dividen. Oleh karena itu, pencatatan
mengenai dividen dilakukan dua kali, yaitu saat pengumuman/pendaftaran dan saat
penerimaan dividen.
Bentuk dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham biasanya Berupa:
- Uang Tunai (Dividen Kas)
Dividen dalam bentuk ini biasanya
dinyatakan dengan sekian rupiah untuk setiap lembar saham. Oleh karena itu,
jumlah pendapatan dividen (tunai) pemegang saham tergantung dari jumlah saham
yang dimiliki. Pada saat penerimaan dividen ini akan didebit rekening kas dan
kredit rekening pendapatan dividen.
Contoh :
PT BUNGA memiliki 1000 lembar saham
biasa PT PISANG pada tanggal 18 desember 2005. PT PISANG mengumumkan dividen
kas yang dibagikan pada periode tersebut sebesar RP. 15.000,00 untuk setiap
lembar sahamnya. Pembayaran dividen akan dibagikan pada tanggal 10 januari 2006
kepada para pemegang saham yang telah terdaftar pada tanggal 25 desember 2005
Perhitugannya :
Jumlah lembar saham yang dimiliki PT
BUNGA 1000
Pendapatan dividen tunai:
1000 x RP 15.000.00 = RP 15.000.000
Jurnal Penyesuaian 2005:
*mencatat pendapatan dividen
terutang
Desember 31, Piutang
dividen
RP.15.000.000,00
Pedapatan
dividen
RP.15.000.000,00
Jurnal penerimaan dividen 2006
*mencatat penerimaan dividen
Januari 10,
kas
RP.15.000.000,00
Piutang
dividen
RP.15.000.000,00
Apabila dalam pembagian dividen
disebutkan sebahagian untuk pembagian laba dan sebahagian untuk pengembalian
modal atau disebut dividen likuidasi, maka pemegang saham mencatatnya
sebahagian pendapatan dan pengembalian modal
Contoh:
Misalkan 1000 lembar saham, dari
dividen RP.15.000,00 tiap lembar saham yang dibagikan kepada pada pemegang
saham, RP.5.000,00 diantaraya dimaksudkan sebagai pembayaran kembali atas modal
yang telah disetor oleh pemegang saham
Perhitungannya:
Jumlah yang akan diterima :
1000 x RP.15.000,00 = RP 15.000.000,00
Dividen likuidasi :
1000 x RP.5000 = (RP.5.000.000,00)
Dividen tunai :
= RP.10.000.000,00
Jurnal penerimaan dividen 2006
*mencatat penerimaan dividen
Januari 10,
kas
RP.15.000.000,00
Piutang
dividen
RP.15.000.000,00
Jurnal Pengembalian Modal
Januari 10,
kas
RP.15.000.000,00
Penghasilan dividen
RP.10.000.000,00
Investasi dalam
saham
RP.5.000.000,00
- Aktiva Selain Kas
Selain kas, perusahaan investe
sering kali membagikan deviden dalam bentuk aktiva yang lain (property
Deviden). Dalam hal ini biasanya berupa surat-surat berharga (saham dan
obligasi dan surat hutang lainnya) yang diterbitkan perusahaan lain.
Pencatatan akuntansi dilakukan
dengan mendebit rekening aktiva yang bersangkutan dan menkredit rekening
pendapatan deviden (sebesar harga pasar).
Contoh
PT Horas mengumumkan 30 desember
2005 pembagian deviden untuk setiap lbr saham akan memperoleh satu lbr saham PT
Duta , harga pasar Rp.11.000; Tuan Budi memiliki 100 lbr saham PT Horas.
Penerimaan dilakukan 10 januari 2007. Maka budi membuat catatan dalam jurnal
adalah :
30 Des. 05 :
Piutang Penanaman Modal
Saham Rp. 1.100.000
Pendapatan devidan
Rp. 1.100.000
10 Jan. 06 :
Penanaman Modal Saham
Rp. 1.100.000
Piutang Penanaman Modal
Saham Rp. 1.100.000
3.Saham Yang Dikeluarkan Penerbit
Saham (jenis yang sama atau berbeda )
Kadangkala perusahaan investe
membagikan deviden sahamnya baik dalam bentuk saham yang jenisnya sama ataupun
jenisnya berbeda dengan yang dimiliki oleh pemegang saham.perusahaan yang mengeluarkan
deviden semacam ini disebut dengan Deviden saham (stock Deviden) . pada saat
menerima Deviden saham (stock Deviden) tidak dibuat jurnal tetapi dicatat dalam
buku memorial. Hal ini penerimaan Deviden saham tidak diperlakukan sebagai
pendapatan . penerimaan Deviden saham tidak mengakibatkan kenaikan aktiva
perusahaan pemegang saham dan tidak mengakibatkan hak kepemilikan peruahaan,
tetapi hanya akan menambah jumlah lembar saham yang dimiliki. Dengan demikian
saldo rekening investasi dalam saham tidak berubah. Pengaruh adanya stock
Deviden akan tampak pada harga perolehan perlembar yang semakin kecil .
Contoh :
PT Bunga memiliki 1.000 lembar saham
biasa PT.Pisang yang dibeli dengan harga Rp. 12.500.000,00. (Harga perolehan
per lembar Rp. 12.500,00). Pada tanggal 30 Desember 2005 PT. Pisang membagikan
1 lbr deviden saham untuk setiap 10 lembar saham yang dimiliki para pemegang
saham.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka
PT. Bunga akan menerima deviden saham sejumlah 100 lembar (1.000 lembar : 10).
Penerimaan deviden saham ini akan dijurnal tetapi akan dicatat dalam buku
memorial sebagai berikut :
Diterima 100 lembar saham biasa PT.
Pisang sebagai deviden saham atas 1.000 lembar saham yang dimiliki , sehingga
jumlah saham yang dimiliki menjadi 1.100 lembar dan harga perolehan menjadi Rp.
11363,64”.
5.Penjualan Investasi Dalam Saham
Apabila mengunakan metode ekuitas,
maka pada saat penjualan kembali perusahaan harus membandingkan antara harga
jual dengan nilai buku. Nilai buku adalah nilai yang tercantum (dilaporkan)
pada rekening yang bersangkutan. Selisih antara harga jual dan nilai buku
merupakan rugi/laba penjualan investasi. Untuk akuntansi penjualan saham akan
dicatat dengan mendebit rekening kas sebesar jumlah yang diterima dan
mengkreditkan Investasi dalam Saham sebesar nilai buku.
Contoh :
Dimisalkan pada tanggal 25 Januari
2006 PT. Pran menjaul 5.000 lembar saham Aryo @ Rp. 10.000 dengan kurs 125.
Nilai buku untuk 30.000 lembar saham PT.Aryo adalah 363.000.000
Perhitungan
Dari rekening Investasi dalam Saham
diatas, diketahui
- Nilai buku untuk 30.000 lembar saham PT. Aryo Rp. 363.000.000 Maka,
- Nilai buku untuk 5.000 lembar saham PT. Aryo yang dijual :
5000/30.000 x Rp.363.000.000 = Rp.
60.500.000
Harga jaul : 125/100 x 5000 x Rp.10.000
= Rp. 62.500.000
Nilai
Buku
= Rp. 60.500.000
Laba penjualan
investasi
Rp. 2.000.000
Jurnal penjualan 2006
Jan. 25
Kas
Rp. 62.500.000
Investasi dalam saham PT. Aryo
Rp. 60.500.000
Laba penjualan
investasi
Rp. 2.000.000
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar