Minggu, 24 Desember 2017

INVESTASI OBLIGASI | Hagian



INVESTASI OBLIGASI DAN SAHAM


PENGERTIAN OBLIGASI
Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten). Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten / penerbit untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di masa yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan bunga dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu

KARAKTRISTIK OBLIGASI

1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
    Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi
    Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

3. Principal dan Coupon rate
    Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
    Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.

4. Jadwal pembayaran
    Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah (Levy 29-30).

JENIS-JENIS OBLIGASI

Sekuritas pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Dalam sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity income securities. Fixed income securities terbagi dua kategori besar yaitu:

1. Government Bond
    Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41).

2. Corporate Bond
    Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408). Jenis-jenis Corporate Bond adalah:

3. Secured Bonds
    Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
4. Mortgage bonds
    Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).


5. Unsecured bonds (Debentures)
    Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.

6. Convertible bonds
    Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas lain tersebut adalah common stock.

7. Variable-Rate bonds
    Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi bunga yang berlaku di pasar atau market rate index.

8. Putable bonds
    Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.

9. Junk bonds
    Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.

10. International bonds
    International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.

11. Super Long-Term bonds
    Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.

OBLIGASI DI INDONESIA

Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:
    Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;
    Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
    Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
    Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.

 

INVESTASI JANGKA PANJANG OBLIGASI

Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti. "Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang" obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari luar perusahaan. Tujuan utama dari analisa efek dalam penilaian obligasi adalah “rate of return” atau “yield” yang diharapkan dari obligasi tersebut.

Untuk menggambarkan investasi dalam obligasi, anggaplah bahwa pada tanggal 1 maret 199A sebuah perusahaan membeli 100 lembar obligasi perusahaan XYZ yang bernilai nominal Rp. 100.000 per lembar. Harga perolehan adalah Rp. 9.024.000 atau Rp. 90.240 per lembar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 1 april 199F, berbunga 12% setahun. Bunga dibayar dua kali setahun tiap-tiap tanggal 1 april dan 1 oktober. Jumlah yang harus dibayarkan untuk obligasi ini dihitung sebagai berikut:
    Harga obligasi             Rp     9.024.000
    Bunga yang sudah berjalan:
        5/12 x 12% x Rp 10.000.000     Rp        500.000
    Jumlah yang dibayarkan         Rp      9.524.000
Oleh karena bunga obligasi dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober maka pembayaran terakhir sebelum terjdinya pembelian adalah pada tanggal 1 Oktober 199A – 1. Dengan demikian, pada saat pembelian bunga yang sudah berjalan adalah 5 bulan, seperti dalam perhitungan diatas, adalah Rp 500.000. jumlah ini merupakan hak penjual dan harus ditambah pada harga obligasi ayat jurnal yang dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
    (D)    Investasi dalam obligasi        9.024.000
    (D)    Pendapatan bunga              500.000
    (K)    Bank                            9.524.000

Pada tanggal 1 april 199Aperusahaan XYZ membayarkan bunga setengah tahunannya. Untuk 100 embar obligasi yang dipegang perusahaan dalam contoh ini akan diperoleh bunga sebesar :
    6/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp  600.000
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
    (D)    Bank             600.000
    (K)    Pendapatan bunga    600.000
Pada tanggal 1 Oktober 199A, bunga sebesar Rp 600.000 aka diterima lagi dari perusahaan XYZ dan ayat jurnal yang sama dengan diatas harus dibuat unuk itu. Pada tanggal 1 September 199A saat perusahaan yang memiliki obligasi akan menyusun laporan keuangannya, bunga yang sudah berjalan untuk obligasi yang dimiliki adalah untuk tanggal 1 Oktober sampai tanggal 31 Desember 199A (3 bulan). Jumlahnya adalah:
    3/12 x 12% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat untuk bunga yang sudah berjalan afdalah sebagai berikut:
    (D)     Bunga masih harus diterima        300.000
    (K)    Pendapatan bunga            300.000

AMORTISASI AGIO/DISAGIO

Disamping terhadap bunga yang sudah berjalan, ayat jurnal penyesuaian juga perlu dibuat terhadap perbedaan antara nilai nominal obligasi dengan harga pokoknya. Seperti terlihat di atas, nilai nominal untuk 100 lembar obligasi dalam contoh adalah Rp.10.000.000, sedang obligasi tersebut dibeli hanya dengan harga Rp.9.024.000. selisih lebih nominal obligasi dengan harga pokok pembeliannya disebut dis-agio (discount). Apabila nilai nominal lebih kecil daripada harga pokok, maka selisihnya disebut agio (premium). Nilai nominal sebesar Rp.10.000.000 berarti bahwa pada saat jatuh tempo pemilik obligasi akan menerima pembayaran kembali sejumlah itu. Tanpa adanya jurnal penyesuaian,  berarti disagio herus sekaligus dibebankan sebagai pendapatan pada saat pembayaran kembali, Perlakuan demikian kurang tepat, karena pembebanan disagio menjadi tidak merata sepanjang masa pemilikan obligasi. Disagio (demikian juga dengan agio ) harus diamortisasikan sedemikian rupa sehingga pada waktu pembayaran kembali, perkiraan investasi bersaldo sebesar nilai nominal obligasi.
    
  Amortisasi disagio untuk obligasi tersebut diatas dihitung dengan cara seperti yang dijelaskan di bawah ini:
       Nilai nominal obligasi                                            Rp.     10.000.000
     Harga perolehan obligasi                                           Rp.      9.024.000
     Disagio obligasi                                                         Rp.         976.000
     Jangka waktu pemilikan (1 maret 199 A
        Sampai dengan 1 april 199F)                                           61 bulan
     Amortisasi disagio per bulan
     (Rp. 976.000 : 61)                                                      Rp.         16.000
     Amortisasi disagio per lembar obligasi
         Per bulan (Rp.16.000 : 100)                                   Rp.             .160 
   
     Amortisasi disagio untuk tahun 199A (10 bulan ) terhadap 100 lembar obligasi adalah: 10 x Rp  160.000 =  Rp. 160.000. Ayat jurnal penyesuaian yang harus di buat untuk mencatat amortisasi disagio adalah sebagai berikut  :
   (D)    investasi dalam obligasi                       160.000
    (K) Pendapatan bunga                                                                     160.000
     Dengan adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut, yang dilakukan tiap tiap tahun, maka pada saat jatuh tempo, perkiraan investasi dalam obligasi akan berjumlah Rp. 10.000.000. jumlah inilah yang akan diterima pada saat obligasi di bayar kembali oleh perusahaan yang mengeluarkannya.

PENERBIT OBLIGASI

Penerbit obligasi ini sangat luas sekali, hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali. Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas :
    Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).
    Pemerintah suatu negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya maupun Obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional (sovereign bond).
    Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah . Di Amerika dikenal sebagai Obligasi daerah (municipal bond). Di Indonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara
    Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bonds, atau agencies.
    Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta.
    Special purpose vehicles adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan suatu obligasi yang biasa disebut Efek Beragun Aset.
Bagian yang terpenting dalam suatu obligasi adalah :
    Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.
    Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.
    Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang pembayaran kembali / pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi memiliki kewajiban kepada pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Beberapa obligasi diterbitkan dengan masa jatuh tempo hinga lebih dari seratus tahun. Pada awal tahun 2005, pasar atas obligasi euro dengan masa jatuh tempo selama 50 tahun mulai berkembang. Pada pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo obligasi yaitu :
    Jangka pendek (surat utang atau bill): yang masa jatuh temponya hingga 1 tahun;
    Medium Term Note: masa jatuh temponya antara 1 hingga 10 tahun;
    Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh temponya di atas 10 tahun.
            Penentuan besarnya “rate of return”
Besarnya “rate of return” atau “yield” dari obligasi yang akan dipertahankan sampai hari jatuh temponya dapat dihitung dengan rumus shortcut formula sebagai berikut :
Rate of Return  =   (( C x nilai nominal )+ (f-p)/n)/((p+f)/2)
Keterangan :
C = bunga tahunan dalam rupiah
f = harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterima
p = harga pasar
n = umur obligasi


Contoh soal :
Suatu obligasi dengan nilai nominal Rp 15.000 yang mempunyai harga pasar Rp 10.000 mempunyai umur ekonomi 5 tahun dan membayangkan cupon (bunga obligasi) sebesar 6% setiap tahunnya. Tentukan besarnya Rate of Return dari obligasi tersebut apabila obligasi itu mempertahankan sampai jatuh tempo.
Jawab :
Rate of Return = (( C x nilai nominal )+ (f-p)/n)/((p+f)/2)
Rate of Return = (6% (10.000)+ (15.000-10.000)/5)/((15.000+10.000)/2) = 1.600/12.500 = 0,128 atau 12,8%
Penetuan nilai obligasi
Pada prinsipnya nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku. Apabila obligasi itu tidak mempunyai hari jatuh tempo maka nilainya ditentukan dengan mengkapitalisasikan bunga tahunnya atas dasar tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Nilai = R/i
Keterangan :
R = bunga tahun
i = discount rate
Contoh :
suatu obligasi yang tidak mempunyai hari jatuh tempo mempunyai nilai nominal Rp 20.000 dan membayarkan bunga Rp 6.000 setiap tahunnya. Berapa nilai obligasi tersebut berdasarkan pada kondisi pasar pada ini dimana tingkat bunga yang berlaku adalah 15% ?
Jawab :
Nilai = R/i
nilai= 6.000/0,15 = Rp 40.000
    Kupon, suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi. Biasanya suku bunga ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR, dan lain-lain. Istilah "kupon" ini asal mulanya digunakan karena dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan bersama dengan kupon bunga yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon, pemegang obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank guna ditukarkan dengan pembayaran bunga.
    Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi. Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon obligasi dilakukan secara "tengah tahunan", yang artinya pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali. Di Eropa, kebanyakan obligasi adalah secara "tahunan" atau 1 kupon pertahun.
    Dokumen resmi , suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari pemegang saham. Di Amerika, ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan pemerintah dan undang-undang komersial dimana dokumen ini di hadapan pengadilan diperlakukan sebagai suatu kontrak. Ketentuan dalam dokumen resmi tersebut sulit sekali diubah dimana perubahan hanya dapat dilakukan atas persetujuan mayoritas pemegang obligasi.
    Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk melunasi obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis ini dikenal sebagai obligasi opsi beli. Kebanyakan obligasi jenis ini memberikan hak kepada penerbit untuk melakukan pelunasan obligasi pada nilai pari. Pada beberapa obligasi mengharuskan penerbit untuk membayar premi yang disebut premi opsi. Ini utamanya digunakan bagi obligasi berbunga tinggi. Pada obligasi jenis ini terdapat banyak sekali persyaratan yang ketat yang membatasi kegiatan operasional penerbit, maka guna membebaskan penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah pelunasan dini atas obligasi tersebut. namun dengan biaya yang lebih tinggi.
    Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk memaksa penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa jatuh tempo; lihat opsi jual.
    Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual dapat dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi.
Dana jaminan atau yang juga dinenal dengan istilah sinking fund adalah merupakan suatu syarat dalam "dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya suatu porsi tertentu dari obligasi yang dapat dicairkan berkala. Penerbit juga dapat membayar kepada wali amanat yaitu dengan cara melakukan pembelian secara acak atas obligasi yang diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan membeli obligasi di pasaran lalu menyerahkannya kepada wali amanat.
    Obligasi tukar atau dikenal juga dengan nama Exchangeable bond ("XB") yang memperkenankan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan saham perusahaan selain daripada saham perusahaan penerbit, biasanya dengan saham anak perusahaan penerbit.

PROSES PENERBITAN DARI SUATU OBLIGASI

Proses yang umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau juga dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi, satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan menjualnya kembali kepada para investor. Pada penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui proses lelang.



PASAR OBLIGASI

Jenis pasar obligasi, yaitu :

1. Pasar Primer. Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES) sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Pasar Sekunder. Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.

Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasi

Pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :
    Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran :
    atas bunga, yang diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo bunga; dan
    atas diskonto, yang diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi.
    Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara :
    atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest bearing bond dan atas diskonto bagi pemegang zero coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi.
    Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.

    PEMBAYARAN DAN PENEBUSAN ATAS OBLIGASI

1)      DANA PELUNASAN OBLIGASI
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi , seringkali harus mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar dapat memenuhi perjanjian pada waktu menjual obligasi . Dana yang terkumpul digunakan untuk melunasi obligasi pada tanggal jatuh tempo.
            Dana biasanya dibentuk dengan simpanan tiap-tiap periode, simpanan ini bisa dalam jumlah yang sama  , dapat juga dengan jumlah yang tidak sama . Dana yang dibentuk dapat diurus sendiri oleh perusahaan , dapat pula diserahkan pada pihak lain ( WALI ). Dana yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mencari tambahan penghasilan , biasanya dibelikan surat-surat berharga jangka pendek . Apabila dana diurus sendiri maka semua transaksi yang berhubungan dengan dana ini langsung dicatat dalam buku-buku perusahaan . Apabila dana-dana diserahkan pada wali , setiap periode wali mengirimkan laporan mengenai kegiatan dana . Pencatatan dalam buku – buku perusahaan dilakukan berdasarkan laporan yang diterima dari wali .
            Berikut ini diberikan contoh transaksi-transaksi dana pelunasan obligasi dan cara pencatatnnya bila (1) diurus sendiri dan (2) diurus oleh wali .
(1)   Dana diurus sendiri
Transaksi
Jurnal
2005

1 juli 205
DPO – Kas                                                       Rp.120.000,00
PT ABC memisahkan Rp.120.00,00 sebagai simpanan pertama  setiap setengah tahun untuk dana pelunasan obligasi. Simpanan akan dilakukan sebanyak 20 kali dengan jumlah yang sama.
                       Kas                                                                              Rp. 120.000,00
8 juli 2005

Dana digunakan untuk membeli surat – surat berharga Rp.106.800,00, Bunga berjalan dibayar sebesar Rp.375,00
DPO – surat berharga                                  Rp.106.800,00
DPO – Pendapatan bunga                                         375,00
              DPO – Kas                                                                             Rp.107.175,00
20 November 2005

Menerima bunga dari surat-surat berharga sejumlah Rp.2.250.000,00
DPO- Kas                                                       Rp.2.250,00
          DPO- Pendapatan bunga                                                           Rp.2.250,00
Biaya penyimpanan dana sebesar Rp.600,00 dibayar
DPO – Biaya                                                  Rp.600,00
          DPO – Kas                                                                                 Rp  .600,00          
Simpanan kedua sebesar  Rp.120.000,00 dimasukan ke DPO
DPO – Kas                                                    Rp.120.00,00
           Kas                                                                                            Rp.120.000,00
Mencatat piutang bunga dari surat-surat  berharga sebesar  Rp.480,00
Piutang bunga DPO surat berharga            Rp.480,00
           DPO – Pendapatan bunga                                                        Rp.  480,00
Mencatat amortisasi premium dari surat-surat berharga sebasar Rp.300,00
DPO –  pendapatan                                     Rp.300,00
            DPO- Surat berharga                                                              Rp.  300,00  
Menutup biaya dan pendapatan DPO
DPO- Pendapatan bunga                            Rp.2.055,00
          DPO – Biaya                                                                            Rp.  600,00
           Laba rugi                                                                                       1.455,00
2014

31 Desember 2014

Menjual surat-surat berharga dengan harga Rp.3.300.000,00 (termasuk bunga bejalan Rp.24.000,00 ). Nilai buku surat berharga sesudah perhitungan amortisasi premium sebesar Rp.3.180.00,00. Saldo DPO – Kas pada tanggal ini sebesar  Rp.45.00,00 dan uang yang diterima dan penjualan surat berharga ditambahkan pada saldo DPO-Kas.
DPO-Kas                                                     Rp.3.300.00,00
         DPO- Suat berharga                                                                 Rp.3.180.000,00
        DPO-Pendapatan bunga                                                                   24.000,00
       Laba  penjualan suratberharga DPO                                                96.000,00
Pelunasan obligasi dari DPO-Kas sebesar Rp.3.000.000,00
Utang obligasi                                             Rp,3.000.000,00
    DPO-Kas                                                                                        Rp.3.000.000,00
Mengembalikan saldo DPO-Kas rekening kas
Kas                                                                Rp.345.000,00
            DPO-Kas                                                                                Rp.345.000,00
Menutup rekening nominal yang berhubungan dengan DPO
DPO pendapatan bunga                            Rp.24.000,00
Laba penjualan surat berharga                      96.000,00
             Laba rugi                                                                               Rp.120.000,00


(2)   Dana diurus oleh wali
Transaksi
Jurnal Dalam Buku Perusahaan
Jural Dalam Buku Perusahaan
2005


1 juli 2005


PT ABC memisahkan Rp120.000,00 sebagai simpanan pertama  setiap setangah tahun untuk pelunasan obligasi simpanan akan dilakukan sebanyak 20 kali dengan jumlah yang sama
DPO – Wali        Rp.120.000,00
        Kas                                   Rp.120.000,00
Kas                              Rp.120.000,00
       PT ABC                                              Rp.120.000,00
8 juli 2005


Dana digunakan untuk membeli surat-surat berharga seharga Rp.106.800,00.    Bunga berjalan dibayar sebesar  Rp.375,00

Penanaman modal dalam surat
 berharga                    Rp.106.800,00
Pendapatan bunga             375,0
      Kas                                                      Rp.107.175.000    
30 november 2005


Diterima bunga dari surat – surat berharga sejumlah Rp2.250,00

Kas                               Rp.2.250,00
       Pendapatan bunga                              Rp.2.250,00                                            
30 desember 2005


Biaya penyimpangan dana sebesar  Rp.600,00 dibayar

Biaya                           Rp.600,00
       Kas                                                           Rp.600,00
Simpanan kedua sebesar Rp.120.00,00 dimasukan ke DPO
DPO Wali         Rp.120.000,00
       Kas                                     Rp.120.000,00
Kas                               Rp.120.000,00
       PT ABC                                               Rp.120.000,00
Mencatat piutang bunga dari surat – surat berharga sebesar Rp.480,00

Piutang bunga                     Rp.480,00
       Pendapatan bunga                            Rp.480,00
Mencatat amortisasi aigo dari surat-surat berharga sebesar Rp.300,00

Pendapatan bunga              Rp.300,00
       Penanam modal dalam
       surat berharga                                 Rp.300,00  
Mengakui biaya dan pndapatan dari DPO
DPO Wali             Rp.455,00
DPO Biaya                 600,00
    DPO pendapatan bunga           RP.2.055,00
Pendapatan bunga            Rp.2.055,00
        Biaya                                               Rp.600,00
        PT ABC                                               1.455,00
Menutup biaya dan pendapatan DPO
DPO pendapatan bunga   Rp.2.055,00
  DPO Biaya                                  Rp.600,00
  Laba rugi                                       1.455,00

31 Desember 2014


Menjual surat-surat berharga dengan harga Rp.3.300.000,00 (termasuk harga berjalan Rp.24.000,00) nilai buku surat berharga setelah perhitungan amortisasi aigo sebesarRp.3.180.000,00 , saldo DPO-Kas pada tanggal ini sebesar  Rp.45.000,00 dan uang yang diterima dari penjualan surat berharga ditambahkan pada saldo DPO –Kas

Kas                                   Rp3.300.000,00
     Penanaman modal dalam
     surat berharga                                    Rp.3.180.000,00
     pendapatan bunga                                       24.000,00
     laba pendapatan 
     surat berharga                                             96.000,00    
Pelunasan oblgiasi  dari DPO-Kas sebesar Rp.3.000.000,00
Utang obligasi           Rp.3.00.000,00
      DPO Wali                        Rp.3.000.000,00
PTABC                            Rp.3.000.000,00
        Kas                                                  Rp.3.000.000,00
Mengembalikan salo DPO – Kas  kerekening kas
Kas                            Rp.345.000,00
      DPO wali                            Rp.345.000,00
PTABC                            Rp.345.000,00
        Kas                                                   Rp.345.000,00
Mengakui biaya dan pendapatan dari DPO
DPO Wali                 Rp.120.000,00
      DPO Pendapatan bnga         Rp.24.00,00
      Laba penjualan
      surat berharga                          96.000,00

Menutup rekening normal yang berhubungan dengan DPO
DPO pendapatan
      bunga                                      Rp.24.00,00   
Laba pendapatan   surat
Berharga                     96.000,00
      Laba rugi                            Rp.120.000,00
Pendapatan bunga          Rp.24.000,00
Laba penjualan surat
beharga DPO                    96.000,00
       PTABC                                                 Rp.120.000,00

2)        PENEBUSAN OBLIGASI
Obligasi yang dapat ditebus (callable bonds) dapat dibelikembali oleh perusahaan penerbit dalam periode waktu dan pada harga yang dinyatakan dalam kontrak obligasi.

Ayat jurnal untuk mencatat penebusan adalah:
Utang obligasi                                     xxx
Premium atas obligasi             xxx

            Kas                                                      xxx
            Laba atas penebusan obligasi xxx

3)      Premium dan Discount
Dalam pembelian obligasi, apabila ternyata harga perolehan tidak sama dengan nilai nominal obligasi maka akan terjadi premium dan discount. Premium obligasi disebut pula Agio obligasi terjadi bila harga perolehan lebih besar daripada nilai nominal obligasi. Discount obligasi atau Disagio obligasi terjadi bila nilai nominal obligasi lebih besar daripada harga perolehan obligasi. Premium maupun discount diamortisasi sepanjang umur obligasi, sehingga pada tanggal jatuh tempo obligasi nilai buku Investasi Jangka Panjang – Obligasi akan menunjukkan jumlah yang sama dengan nilai nominal obligasi. Amortisasi premium dan discount dihitung dengan cara menghitung:

           Jumlah Agio / Disagio
=   ------------------------------
                     Umur obligasi

Ada 2 cara untuk amortisasi agio atau disagio obligasi yaitu dengan metode garis lurus (straight-line method) dan metode bunga efektif (effective interest method).


Contoh :
1.    Amortisasi Agio
Obligasi nominal Rp. 100.000 bunga 8% per tahun dibayar dua kali dengan umur 5 tahun terjual dengan harga Rp. 108.530. Tingkat bunga umum 6% per tahun.

TABEL AMORTISASI AGIO OBLIGASI
METODE GARIS LURUS
Tgl
Bunga
Amortisasi
Jumlah
Agio
Nilai



Pendapatan
Belum

Bunga
Obligasi
Agio
Bunga
Diamortisasi
Buku




 Rp      8,530
 Rp   108,530
1
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      7,677
 Rp   107,677
2
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      6,824
 Rp   106,824
3
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      5,971
 Rp   105,971
4
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      5,118
 Rp   105,118
5
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      4,265
 Rp   104,265
6
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      3,412
 Rp   103,412
7
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      2,559
 Rp   102,559
8
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp      1,706
 Rp   101,706
9
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp        853
 Rp   100,853
10
 Rp   4,000
 Rp     853
 Rp     3,147
 Rp            -
 Rp   100,000


TABEL AMORTISASI AGIO OBLIGASI
METODE BUNGA EFEKTIF
Tgl
Bunga
Pendapatan
Amortisasi
Agio
Nilai


Bunga

Belum

Bunga
Obligasi
3%xnilai buku
Agio
Diamortisasi
Buku




 Rp      8,530
 Rp   108,530
1
 Rp   4,000
 Rp   3,256
 Rp        744
 Rp      7,786
 Rp   107,786
2
 Rp   4,000
 Rp   3,234
 Rp        766
 Rp      7,020
 Rp   107,020
3
 Rp   4,000
 Rp   3,211
 Rp        789
 Rp      6,231
 Rp   106,231
4
 Rp   4,000
 Rp   3,187
 Rp        813
 Rp      5,418
 Rp   105,418
5
 Rp   4,000
 Rp   3,163
 Rp        837
 Rp      4,581
 Rp   104,581
6
 Rp   4,000
 Rp   3,137
 Rp        863
 Rp      3,718
 Rp   103,718
7
 Rp   4,000
 Rp   3,112
 Rp        888
 Rp      2,830
 Rp   102,830
8
 Rp   4,000
 Rp   3,085
 Rp        915
 Rp      1,915
 Rp   101,915
9
 Rp   4,000
 Rp   3,057
 Rp        943
 Rp        972
 Rp   100,972
10
 Rp   4,000
 Rp   3,029
 Rp        971
 -
 Rp   100,000

2.    Amortisasi Disagio
Obligasi nominal Rp. 100.000 bunga 8% per tahun dibayar dua kali dengan umur 5 tahun terjual dengan harga Rp. 92.273. tingkat bunga umum 10%.

TABEL AMORTISASI DISAGIO OBLIGASI
METODE GARIS LURUS
Tgl
Bunga
Amortisasi
Pendapatan
Disagio
Nilai




Belum

Bunga
Obligasi
Disagio
Bunga
Diamortisasi
Buku




 Rp      7,727
 Rp     92,273
1
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   6,954.3
 Rp  93,045.7
2
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   6,181.6
 Rp  93,818.4
3
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   5,408.9
 Rp  94,591.1
4
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   4,636.2
 Rp  95,363.8
5
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   3,863.5
 Rp  96,136.5
6
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   3,090.8
 Rp  96,909.2
7
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   2,318.1
 Rp  97,681.9
8
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp   1,545.4
 Rp  98,454.6
9
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 Rp      772.7
 Rp  99,227.3
10
 Rp   4,000
 Rp       772.7
 Rp   4,772.7
 -
 Rp 100,000.0

TABEL AMORTISASI DISAGIO OBLIGASI
METODE BUNGA EFEKTIF
Tgl
Bunga
Pendapatan
Amortisasi
Disagio
Nilai


Bunga

Belum

Bunga
Obligasi
5%xnilai buku
Disagio
Diamortisasi
Buku




 Rp      7,727
 Rp     92,273
1
 Rp   4,000
 Rp       4,614
 Rp        614
 Rp      7,113
 Rp     92,887
2
 Rp   4,000
 Rp       4,644
 Rp        644
 Rp      6,469
 Rp     93,531
3
 Rp   4,000
 Rp       4,677
 Rp        677
 Rp      5,792
 Rp     94,208
4
 Rp   4,000
 Rp       4,710
 Rp        710
 Rp      5,082
 Rp     94,918
5
 Rp   4,000
 Rp       4,746
 Rp        746
 Rp      4,336
 Rp     95,664
6
 Rp   4,000
 Rp       4,783
 Rp        783
 Rp      3,553
 Rp     96,447
7
 Rp   4,000
 Rp       4,822
 Rp        822
 Rp      2,731
 Rp     97,269
8
 Rp   4,000
 Rp       4,863
 Rp        863
 Rp      1,868
 Rp     98,132
9
 Rp   4,000
 Rp       4,907
 Rp        907
 Rp        961
 Rp     99,039
10
 Rp   4,000
 Rp       4,952
 Rp        952
 -
 Rp   100,000



Contoh :
Pada tanggal 1 April 1991 dibeli obligasi, nominal Rp. 1.000.000,- bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 1993, dengan harga Rp. 1.066.000 (termasuk komisi dan biaya pembelian lain). Bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal jatuh tempo obligasi dilunasi.

Perhitungan harga perolehan :
Keterangan :                                                                         Nilai Uang (Rp.)
Harga Beli obligasi                                                                 1.066.000
Bunga berjalan         1/12 x1.000.000 x12%                                10.000
Total Pembayaran                                                       1.076.000

Catatan: Bunga berjalan 1 bulan (dari 1 Maret 1991 s.d 1 April 1991)

Premium Obligasi = Rp. 1.066.000,- – Rp. 1.000.000,- = Rp. 66.000,-
Diamortisasi selama umur obligasi 33 bulan (1 April ’91 – 31 Des ’93)
Amortisasi premium obligasi per bulan :
Rp. 66.000  = Rp. 2.000,-
         

Pencatatan untuk bunga berjalan sebagai pendapatan bunga yang didebet:
Tgl.
Nomor
Keterangan
Ref
Debit
Kredit

Bukti




1991



Rp.
Rp.
Apr, 1
-
Investment in Bonds

1.066.000
-


Interest Revenue

10.000
-


Cash

-
1.076.000


Transaksi :
01 Sep 1991, menerima bunga obligasi sebesar Rp. 60.000,00 (6/12 x 12%x Rp. 1.000.000).
31 Des. 2000, amortisasi premium obligasi 9 bulan (April-Des. 1991) sebesar Rp. 18.000,- (9 x Rp. 2.000).
31 Des. 2000, penyesuaian pendapatan bunga yang masih harus diterima 4 bulan (Sep – Des) Rp. 40.000,- (4/12x12%xRp. 1.000.000).
01 Jan 1992, reversing entry.
31 Des 1993, pelunasan obligasi.





Transaksi-transaksi tersebut di atas dijurnal sebagai berikut :
Tgl.
Nomor
Keterangan
Ref
Debit
Kredit

Bukti




1991



Rp.
Rp.
Sep, 1
-
Cash

    60.000
-


Interest Revenue

-
       60.000
Dec,31
-
Interest Revenue

  18.000
-


Investment in Bonds

-
       18.000
Dec,31
-
Interest Receivable

40.000
-


Interest Revenue

-
       40.000
1992





Jan, 1
-
Interest Revenue

40.000
-


Interest Receivable

-
40.000
1993





Des,31
-
Cash

   1.000.000
        -


Investment in Bonds

-
  1.000.000

4)       Penjualan Obligasi Sebelum Tanggal Jatuh Tempo
Penjualan obligasi sebelum jatuh tempo dapat menimbulkan laba atau rugi penjualan obligasi. Laba atau rugi penjualan obligasi dihitung dengan membandingkan jumlah uang yang diterima dari penjualan obligasi dengan nilai buku Investasi Jangka Panjang Obligasi pada saat terjadinya penjualan.

Contoh :
Misalnya obligasi pada contoh diatas, pada tanggal 1 April 1993 dijual dengan harga Rp. 1.015.000,- (sesudah dikurangi komisi dan lain-lain).

Perhitungan laba/rugi:
Harga perolehan obligasi                                                          Rp. 1.066.00,00
Amortisasi premium obligasi :
1991 = 9   x Rp. 2.000,00 = Rp. 18.000,00
1992 = 12 x Rp. 2.000,00 = Rp. 24.000,00
1993 = 3   x Rp. 2.000,00 = Rp.   6.000,00  
                                                                                          Rp.    48.000,00
Nilai buku obligasi                                                                   Rp.1.018.000,00
Harga jual obligasi                                                                   Rp.1.015.000,00 
Rugi penjualan obligasi                                                   Rp.    3.000,00    
Bunga berjalan 1 bulan: 1/12xRp. 1.000.000x12%               Rp.    10.000,00
Jumlah penerimaan                                                  Rp.1.025.000,00
     

Pencatatan atas penjualan obligasi diatas adalah :
Tgl.
No.
Keterangan
Ref
Debit
kredit
Bukti
1993



Rp.
Rp.
Apr, 1
-
Cash
-
1.025.000
-


Loss on Sales of Bonds

3.000
-


Investment in Bonds

-
1.018.000


Interest Revenue

-
10.000


(mencatat penjualan dan





penerimaan bunga)




-
Interest Revenue
-
6.000
-


Investment in Bonds

-
6.000


(mencatat amortisasi agio





selama 3 bulan)




5)      Pelunasan Obligasi
       Obligasi yang dapat dilunasi kembali sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dilakukan dengan memberi agio kepada pemegang obigasi pada waktu pelunasan itu terjadi. Akuntansi disagio atau amortisasi agio dalam buku investor tidak lagi dengan cara garis lurus tetapi menggunakan cara amortisasi yang di percepat.
Misalnya: obligasi dikeluarkan pada tanggal 1 januari 1992 dan jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2010. Daftar tanggal pelunasan  dengan jumlah pelunasan sebagai berikut:
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 1995 sampai31 Desember 1999=105
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2004=103
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2009=101

Apabila obligasi ini dibeli oleh investor di atas nilai nominal maka perhitungan amortisasi agionya harus dibuat sedemikian rupa agar nilai buku obligasi tidak melebihi nilai jatuh tempo tiap-tiap jangka waktu.
Misalnya obligasi nominal Rp 1.000.000,00 dibeli dengan hargaRp 1.100.000,00, amortisasi yang dipercepat dihitung sebagai berikut:
Rp 1.100.000,00 – Rp 1.050.000,00 : 3 tahun (1992-1994)            = Rp 16.667,00 per tahun.
Rp 1.050.000,00 – Rp 1.030.000,00 : 5 tahun (1995-1999)         = Rp   4.000,00   per tahun.
Rp 1.030.000,00 – Rp 1.010.000,00 : 5 tahun (2000-2004) = Rp   4.000,00 per tahun.
Rp 1.010.000,00 – Rp 1.000.000,00 : 5 tahun (2005-2009) = Rp   2.000,00 per tahun.

Dengan amortisasi yang dipercepat, nilai buku investas iobligasi sama dengan jumlah pelunasan pada akhir suatu jangka waktu. Obligasi yang agio atau disagionya tidak lebih besar dari nilai jatuh tempo setiapperiode, tidak menimbulkan masalah. Pelunasan obligasi seperti ini dicatat dalambuku investor dengan debit kas, kredit penanaman modal dalam obligasi, sedang laba ruginya merupakan selisihnya. Penerimaan bunga obligasi tetap dikreditkan ke rekening pendapatan bunga obligasi.

6)       Pertukaran Obligasi
Jika obligasi ditukarkan dengan surat berharga lain, maka akun Investasi Jangka Panjang – Obligasi ditutup dan diganti dengan surat berharga yang baru diterima. Harga perolehan surat berharga yang baru didasarkan pada harga pasarnya, selisihnya dengan nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi.

Contoh :
Obligasi yang dimiliki nominal Rp. 100.000,00, bunga 12%, dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal 1 April 1991 nilai bukunya sebesar Rp. 102.400,00, dan ditukarkan dengan 10 lembar saham biasa, nominal Rp. 10.000,00 per lembar. Pada tanggal tersebut harga pasar saham biasa tercatat sebesar Rp. 12.000,00 per lembar.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:




Tgl.
No.
Keterangan
Ref
Debit
kredit
Bukti



Bukti


1993



Rp.
Rp.
Aprl 1

Cash
-
1.025.000
-


Loss on Sales of Bonds

3.000
-


Investment in Bonds

-
1.018.000


Interest Revenue

-
10.000


(mencatat penjualan dan





penerimaan bunga)





Interest Revenue
-
6.000
-


Investment in Bonds

-
6.000


(mencatat amortisasi agio





selama 3 bulan)



   Tgl.

Keterangan
Ref
Debit
Kredit






1991



Rp.
Rp.
Apr, 1

Interest Revenue

Xxx
-


Investment in Bonds

-
xxx


(mencatat amortisasi agio





selama 3 bulan)





Investment in Common Stock

120.000
-


Investment in Bonds

-
102.400


Gain on Change of Bonds

-
17.600


(mencatat pertukaran obligasi





dengan saham)





Cash

1.000
-


Interest Revenue

-
1.000

7)      Dana Pelunasan Obligasi
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi, seringkali harus mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar dapat memenuhi perjanjian pada waktu menjual obligasi. Dana yang terkumpul digunakan untuk melunasi obligasi pada tanggal jatuh tempo. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk mencari tambahan penghasilan, biasanya dibelikan surat-surat berharga jangka pendek.

Contoh :
PT. Good Years telah memanfaatkan dana pelunasan utang obligasi yang penyisihannya dari uang kas sejumlah Rp. 63.180.000,- yang mana ini digunakan untuk transaksi-transaksi berikut ini :
1.    Dibeli 100 lembar saham PT. Kuda Laut dari kas dana pelunasan utang obligasi seharga Rp. 59.130.000,-
2.    Diterima dividend tunai dari PT. Kuda Laut sejumlah Rp. 6.547.500,-
3.    Dijual 100 lembar saham PT. Kuda Laut seharga Rp. 72.387.000,- jumlah ini diterima bersih perkas
4.    Pada tanggal jatuh tempo obligasi yang beredar ditebus kembali dari uang dana pelunasan utang obligasi, yang jumlahnya Rp.81.000.000,-
5.    Sisa dari pelunasan utang obligasi tersebut dialihkan kembali ke rekening kas perusahaan

Jurnal-jurnal yang dibuat PT. Good Years sebagai berikut :
Tgl.
No.
Keterangan
Ref
Debit
kredit
Bukti




Rp.
Rp.

-
Bond Retirement Fund Cash

63.180.000
-


Cash

         -
63.180.000
1
-
BRF Marketable Securities

59.130.000
-


Bond Retirement Fund Cash

-
59.130.000
2
-
Bond Retirement Fund Cash

6.547.500
-


BRF Devidend Revenue

-
6.547.500
3
-
Bond Retirement Fund Cash

72.387.000
-


BRF Marketable Securities

-
59.130.000


BRF Gain on Sale Securities

         -
13.257.000
4
-
Bonds Payable

81..000.000
-


Bond Retirement Fund Cash

-
81.000.000
5
-
Cash

1.579.500
-


Bond Retirement Fund Cash

        -
1.579.500
8)   NERACA PERUSAHAAN
a.      PENYAJIAN UTANG OBLIGASI DI NERACA
Saat tanggal neraca berada dalam satu tahun dari tanggal jatuh tempo, maka obligasi dapat digolongkan kewajiban lancar. Jika obligasi akan dibayar dari dana pelunasan atau jika akan didanai kembali denngan penerbitan obligasi lain, mak obligasi akan tetap berada dalam kategori jangka panjang. Saldo dalam akun diskon utang obligasi dilaporkan sebagai pegurang dari utang obligasi. Keballikkannya, saldo akun premium akan dilaporkan sebagi penambah pada utang obligasi terkait.
b.       PENYAJIAN INVESTASI OBLIGASI DALAM NERACA
Investasi dalam obligasi atau surat berharga utang lainnya yang ditujukan oleh manajemen untuk disimpan hingga tanggal jatuh tempo disebut surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturities securities). Surat berharga semacam ini digolongkan sebagi investasi jangka panjang pada bagian investasi.

9)      METODE AMORTISASI SUKU BUNGA EFEKTIF
Metode suku  bunga efektif untuk mengamortisasi diskon dan premium memberikan suku bu nga konstan pada nilai yang tercatat obligasi diawal masing – masing periode. Hal ini berkebalikan dengan metode garis lurus , yang memberikan jumlah beban bunga yang konstan.
Suku bunga yang digunakan dalam metode amortisasi suku bunga adalah suku  bunga pasar pada tanggal obligasi diterbitkan. Nilai tercatat dari obligasi yang dikenakan suku bunga merupakan nilai nominal obligasi dikurangi dengan diskon yang belum diamortisasi atau ditambah premium yang belum diamortisasi .
 Dengan metode suku bunga , beban bunga yang akan dilaporkan dilaba rugi dihitung dengan cara mengalikan suku bunga efektif dengan nilai tercatat obligasi. Selisih antara beban bunga yang dihitung dengan cara ini dan pembayaran bunga periodic merupakan jumlah diskon atau premium yang akan diamortisasi pada priode tersebut.

PENCATATAN PENANAMAN MODAL DALAM OBLIGASI
            Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman modal jangka panjang dicatat dengan jumlah harga perolehannya yaitu harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti komisi, materai, provisi dan lain-lain. Apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, pembeli membayar harga beli ditambah bunga perjalanan yaitu sejak tanggal pembayaran bunga terakhir sampai tanggal pembelian obligasi. Pembayaran bunga berjalan ini bukan merupakan harga perolehan obligasi.
Contoh : Perhitungan bunga berjalan dan pencatatan obligasi sebagai berikut.
·         Nona risa membeli obligasi PT. Hartamin pada tanggal 1 Mei 1991, nominal Rp. 1.000.000, bunga 12 % dengan harga beli sebesar Rp. 1.000.000. biaya pembelian yaitu komisi dan materai sebesar Rp. 25.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga perolehan obligasi dan bunnga berjalan dihitung sebagai berikut :

Harga beli obligasi
Komisi dan materai
Rp. 1.000.000
Rp 25.000

Bunga berjalan ( maret-mei)
2/12 X 12% X 1.000.000
Rp. 1.025.000

Rp. 20.000
Jumlah uang yang diterima
Rp. 1.045.000
Jurnal yang dibuat oleh nona Risa untuk mencatat pembelian obligasi diatas sebagai berilut :
·         Penanaman modal dalam obligasi                 Rp. 1.025.000
Pendapatan bunga obligasi                            Rp. 20.000
            Kas                                                                               Rp. 1.045.000
Rekening pendapatan bunga obligasi didebet dengan jumlah Rp. 20.000 yaitu bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi, sehingga pada tanggal 1 September 1991 yaitu tanggal pembayaran bunga akan dibuat jurnal sebagai berikut :
·         Kas                                                                  Rp. 60.000
Pendapatan bunga obligasi                                        Rp. 60.000
(Perhitungan bunga : 6/12 X 12% X 1.000.000 = Rp. 60.000. )
Apabila bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi didebitkan ke rekening piutang bunga obligasi, maka pada tanggal 1 september 1991 penerimaan bunga obligasi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
·         Kas                                                      Rp. 60.000
Piutang bunga obligasi                                               Rp. 20.000
Pendapatan bunga obligasi                            Rp. 40.000
           
Berikut contoh menegenai perhitungan amortisasi agio dan disagio dengan metode garis lurus beserta jurnal – jurnal untuk mencatatnya.
Contoh :
·         Pada tanggal 1 maret 1991 dibeli obligasi, nominal Rp. 1.000.000, bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 1993 dengan hargaRp. 966.000 termasuk komisi dan materai. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 January dan 1 juli tiap tahunnya. Pada tanggal 31 December 1993 obligasi di lunasi oleh perusahaan yang mengeluarkan.
Perhitungan:
Harga beli                                                                                Rp. 966.000
Bunga berjalan (2/12 X 12% X Rp. 1.000.000)                                  RP.   20.000
Jumlah uang yang dibayarkan                                                 Rp. 986.000

Disagio obligasi (Rp. 1.000.000 – Rp. 966.000 = Rp. 34.000) akan diakumulasikan selama umur obligasi yaitu 34 bulan ( 1Maret 1991 s.d. 31 December 1993).
Akumulasi disagio setiap bulan sebesar                                              Rp. 34.000 : 34 = Rp. 1.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi – transaksi diatas sebagai berikut :


Transaksi
Jurnal
1 – 3 – 1991
Pembelian obligasi
Penerimaan modal dalam obligasi Rp. 966.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 20.000
Kas Rp. 986.000
1 – 7 – 1991
Penerimaan bunga
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 =
Rp. 60.000

Kas Rp. 60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
31 -12 -1991
Penyesuaian
a)       Mencatat bunga 6 bulan
b)       Akumulasi disagio
10 bulan X Rp. 1.000 = Rp. 10.000

Piutang bunga Rp. 60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
Penanaman modal  dalam obligasi Rp. 10.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 10.000
1 – 1- 1992
a)       Peneyesuaian kembali
b)       Penerimaan bunga

Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
Piutang bunga Rp. 60.000
Kas Rp. 60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
1 – 7 – 1992
Penerimaan bunga
6/12 X 12% X Rp. 1.000.000 =
Rp. 60.000

Kas Rp. 60.000
Pendapatan bungga obligasi Rp. 60.000
31 – 12 – 1992
Penyesuaian
a)       Mencatat pendapatan bunga
b)       Akumulasi disagio
12 bulan X Rp. 1.000

Piutang bunga Rp. 60.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000
Penanaman modal dalam obligasi Rp. 12.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 12.000

Dalam tahun 1993 dibuat jurnal seperti dalam tahun 1992. Pada tanggal 31 December 1993 ketika obligasi dilunasi dibuat jurnal sebagai berikut :
·         Kas                                                                  Rp. 1.000.000
                        Penanaman modal obligasi                                        Rp. 1.000.000

INVESTASI JANGKA PANJANG SAHAM

1.Pengertian Investasi jangka Panjang Saham
            Investasi jangka panjang – saham adalah penanaman dana perusahaan diluar perusahaan yaitu pada saham-saham yang diterbitkan atau di kelurkan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Tujuan investasi adalah sebagai berikut :
Investasi pada saham dapat dilakukan pada saham biasa dan saham prioritas. Jika tujuannya memperoleh deviden yang tetap setiap periodenya, maka dilakukan pada saham prioritas
2. Klasifikasi Investasi Saham
            Pengelolaan investasi ke dalam investasi sementara dan jangka panjang adalah dari segi jangkaa waktunya yaitu jika penanaman dilakukan lebih dari satu tahun disebut investasi jangka panjang, tetapi kurang dari satu tahun disebut investaasi jangka pendek. Investasi jangka panjang pada saham dapat dilakukan pada saham biasa dan saham prioritas. Saham biasa adalah saham yang tidak memiliki prioritas lebih dahulu dalam pembagian laba. Sedangkan setelah pembagian laba kepada saham prioritas, jika masih terdapat sisa laba, maka sisa laba ini baru dibagikan kepada saham biasa.
3.Pembelian Saham
            Saham – saham dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu dibeli atau ditukar dengan aktiva. Masing –masing cara pembelian ini akan menimbulkan masalah menentukan harga pokok dari saham yang dibeli. Apabila saham dibeli dengan tunai maka harga pokoknya adalah jumlah semua uang yang dibayarkan dalam pembelian tersebut yang terdiri dari harga kurs, biaya – biaya komisi, materi dan lain – lain. Jumlah harga pokok tersebut akan dicatat dengan mendebit rekening penanaman modal dan saham. Apabila saham itu diperoleh dengan cara ditukar dengan aktiva maka harga pokok saham akan dicatat sebesar harga pasar saham tersebut.
Saham prioritas yang dibeli pada tanggal pembayaran deviden, secara legal tidak menimbulkan masalah deviden yang terutang (accured dividen). Tetapi karena dividen saham prioritas itu jumlah nya sudah pasti maka biasanya dalam transaksi jual beli saham prioritas akan diperhitungkan dividen yang terutang sampai tanggal pembelian.
3.1.Pembelian Tunai :
Saham yang dibeli dengan tunai dicatat dalam rekening “Investasi Jangka Panjang Saham” sebesar jumlah uang yang dikeluarkan termasuk komisi makelar, pajak dan biaya-biaya lainnya yang terjadi secara insidential berkaitan dengan pembelian tersebut. Jumlah harga beli ditambah berbagai biaya itu adalah harga perolehan saham. Meskipun pada saat pembelian ada sebagian biaya yang belum dibayar, saham tetap dicatat sebesar harga perolehannya.
Contoh            :
Pada tanggal 1 April Nana membeli 100 lembar saham PT. Muda 6%, nominal Rp. 10.000 per lembar dengan kurs 105. Biaya pembelian saham (termasuk materai dan komisi) sebesar Rp. 50.000. Dividen saham PT. Muda dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Transaksi-transaksi diatas akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut            :
Perhitungan     :
Harga beli saham = 100 x Rp. 10.000 x 105/100                    =Rp. 1.050.000
Biaya pembelian                                                                      = Rp.     50.000
Dividen yang terutang 1 januari sampai 1 April =
3/12 x 6% x Rp.1.000.000                                                      = Rp.     15.000 +
Jumlah uang yang dibayarkan                                                 = Rp. 1.115.000
Jurnal :
1 April
Penanaman modal dalam saham perioritas                 Rp. 1.100.000
Pendapatan dividen                                                    Rp.     15.000
Kas                                                                                                      Rp. 1.115.000
Dividen terutang sebesar Rp. 15.000,00 dalam jurnal di debitkan ke rekening pendapatan dividen. Cara ini akan mengakibat seluruh dividen yang diterima pada tanggal 31 desember akan dikreditkan ke rekening pendapatan deviden.
31 Desember
Kas                                                      Rp. 60.000
Pendapatan Diveden                                                     Rp. 60.000
Perhitungan     :
Pendapatan Dividen = 6% x Rp. 1.000.000 = Rp. 60.000
Selain cara diatas, Dividen terutang dapat dicatat dengan mendebit rekening piutang pendapatan Dividen. Cara ini akan mengakibatkan Dividen yang diterima pada tanggal 31 Desember akan dikreditkan kedua rekening yaitu rekening piutang pendapatan deviden sebesar Rp. 15.000 dan rekening pendapatan Dividen sebesar Rp. 45.000. jika digunakan cara kedua ini maka jurnal Dividen tanggal 31 Desember sebagai berikut            :
Kas                                                      Rp. 60.000
Piutang Pendapatan Dividen                                         Rp. 15.000
Pendapatan Dividen                                                      Rp. 45.000

3.2. Pembelian Lump-Sum
Kadang-kadang pembelian saham dilakukan secara lump-sum (bersama) yaitu dua macam saham atau lebih dibeli sekaligus dengan satu jumlah harga. Masalah yang timbul dalam pembeliaan seperti ini adalah bagaimana mengalokasikan harga beli kepada masing-masing jenis saham. Alokasi harga beli dapat dilakukan dengan dasar sebagai berikut:
  1. Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli diketahui, alokasi didasarkan pada perbandingan jumlah relatif masing-masing.
  2. Jika yang diketahui harga pasarnya hanya satu jenis saham, maka harga pasar saham akan diketahui, diperlukan sebagai harga pokok saham tersebut dan sisanya merupakan harga pokok jenis lain.
  3. Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli tidak diketahui, maka alokasi harga pokoknya ditangguhkan sampai salah satu saham dapat diketahui harga pasarnya.
Untuk menjelaskan cara-cara alokasi di atas, berikut ini diberikan contoh pembelian secara lump-sum sebagai berikut:
Nana membeli 50 blok saham dengan harga Rp. 25.000,00 per blok. Tiap blok terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3 lembar saham biasa. Alokasi harga pokok saham kepada masing-masing jenis dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Harga pasar masing-masing jenis saham diketahui
Misalnya harga pasar saham prioritas Rp. 12.500,00 per lembar dan hara saham biasa Rp. 4.500 per lembar.
Penyelesaian:
Nilai saham prioritas               = 50 x Rp. 12.500,00              = Rp.   625.000,00
Nilai saham biasa                    = 50 x Rp.   4.500,00              = Rp.   225.000,00
Rp.   850.000,00
Harga saham prioritas = Rp. 625.000,00 x Rp. 1.250.000,00
Rp. 850.000,00
= Rp. 919.118,00
Harga pokok saham biasa       = Rp. 225.000,00 x Rp. 1.250.000,00
Rp. 850.000,00
= Rp. 330.882,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas sebaga berikut:
Penanaman modal dalam saham prioritas       Rp. 919.118,00
Penanaman modal dalam saham biasa            Rp. 330.882,00
Kas                                                                              Rp. 1.250.000,00
Harga Pasar yang diketahui hanya Saham Prioritas
Misalnya harga pasar saham prioritas= Rp.12.500,00 per lembar, sedang harga biasa tidak diketahui.
Harga beli saham prioritas sebagai berikut:
Harga beli saham prioritas dan saham biasa                                        Rp. 1.250.000,00
Harga saham prioritas=50xRp.12.500,00                                           Rp     625.000,00
Harga pokok saham biasa                                                                   Rp     625.000,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian saham-saham di atas sebagai berikut:
Penanaman modal dalam saham prioritas       Rp.     625.000,00
Penanaman modal dalam saham biasa                        Rp.     625.000,00
Kas                                                                                          Rp. 1.250.000,00
Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui
Karena harga pasarnya tidak ada diketaahui maka tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk mengalokasikan harga beli saham-saham tersebut. Alokasi harga beli saham ditangguhkan sampai diperoleh dasar yang kuat. Transaksi pembelian saham di atas jika harga pokoknya tidak dialokasikan akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Penanaman modal dalam saham
Biasa dan prioritas                                          Rp. 1.250.000,00
Kas                                                                                          Rp. 1.250.000,00
4.Pembagian Deviden
Dividen adalah, keuntungan yang diperoleh perusahaan investee (perusahaan yang menerbitkan saham) dalam suatu periode akan dibagikan kepada pemegang saham. Dividen ini baru akan menjadi pemegang saham apabila perusahaan investee telah mengumumkan adanya pembagian dividen. Biasanya ada selang waktu antara saat pengumuman adanya pembagian dividen dan saat realisasi pembagian dividen. Oleh karena itu, pencatatan mengenai dividen dilakukan dua kali, yaitu saat pengumuman/pendaftaran dan saat penerimaan dividen.
Bentuk dividen yang dibagikan kepada pemegang saham biasanya Berupa:
  1. Uang Tunai (Dividen Kas)
Dividen dalam bentuk ini biasanya dinyatakan dengan sekian rupiah untuk setiap lembar saham. Oleh karena itu, jumlah pendapatan dividen (tunai) pemegang saham tergantung dari jumlah saham yang dimiliki. Pada saat penerimaan dividen ini akan didebit rekening kas dan kredit rekening pendapatan dividen.
Contoh :
PT BUNGA memiliki 1000 lembar saham biasa PT PISANG pada tanggal 18 desember 2005. PT PISANG mengumumkan dividen kas yang dibagikan pada periode tersebut sebesar RP. 15.000,00 untuk setiap lembar sahamnya. Pembayaran dividen akan dibagikan pada tanggal 10 januari 2006 kepada para pemegang saham yang telah terdaftar pada tanggal 25 desember 2005
Perhitugannya :
Jumlah lembar saham yang dimiliki PT BUNGA 1000
Pendapatan dividen tunai:
1000 x RP 15.000.00 = RP 15.000.000
Jurnal Penyesuaian 2005:
*mencatat pendapatan dividen terutang
Desember 31, Piutang dividen                                   RP.15.000.000,00
Pedapatan dividen                                          RP.15.000.000,00
Jurnal penerimaan dividen 2006
*mencatat penerimaan dividen
Januari 10,       kas                               RP.15.000.000,00
Piutang dividen                                   RP.15.000.000,00
Apabila dalam pembagian dividen disebutkan sebahagian untuk pembagian laba dan sebahagian untuk pengembalian modal atau disebut dividen likuidasi, maka pemegang saham mencatatnya sebahagian pendapatan dan pengembalian modal
Contoh:
Misalkan 1000 lembar saham, dari dividen RP.15.000,00 tiap lembar saham yang dibagikan kepada pada pemegang saham, RP.5.000,00 diantaraya dimaksudkan sebagai pembayaran kembali atas modal yang telah disetor oleh pemegang saham
Perhitungannya:
Jumlah yang akan diterima :   1000 x RP.15.000,00 = RP 15.000.000,00
Dividen likuidasi :                   1000 x RP.5000          = (RP.5.000.000,00)
Dividen tunai :                                                            = RP.10.000.000,00
Jurnal penerimaan dividen 2006
*mencatat penerimaan dividen
Januari 10,       kas                               RP.15.000.000,00
Piutang dividen                                   RP.15.000.000,00
Jurnal Pengembalian Modal
Januari 10,       kas                               RP.15.000.000,00
Penghasilan dividen                            RP.10.000.000,00
Investasi dalam saham                        RP.5.000.000,00
  1. Aktiva Selain Kas
Selain kas, perusahaan investe sering kali membagikan deviden dalam bentuk aktiva yang lain (property Deviden). Dalam hal ini biasanya berupa surat-surat berharga (saham dan obligasi dan surat hutang lainnya) yang diterbitkan perusahaan lain.
Pencatatan akuntansi dilakukan dengan mendebit rekening aktiva yang bersangkutan dan menkredit rekening pendapatan deviden (sebesar harga pasar).
Contoh
PT Horas mengumumkan 30 desember 2005 pembagian deviden untuk setiap lbr saham akan memperoleh satu lbr saham PT Duta , harga pasar Rp.11.000; Tuan Budi memiliki 100 lbr saham PT Horas. Penerimaan dilakukan 10 januari 2007. Maka budi membuat catatan dalam jurnal adalah :
30 Des. 05 :
Piutang Penanaman Modal Saham   Rp. 1.100.000
Pendapatan devidan                           Rp. 1.100.000
10 Jan. 06 :
Penanaman Modal Saham                   Rp. 1.100.000
Piutang Penanaman Modal Saham     Rp. 1.100.000
3.Saham Yang Dikeluarkan Penerbit Saham (jenis yang sama atau berbeda )
Kadangkala perusahaan investe membagikan deviden sahamnya baik dalam bentuk saham yang jenisnya sama ataupun jenisnya berbeda dengan yang dimiliki oleh pemegang saham.perusahaan yang mengeluarkan deviden semacam ini disebut dengan Deviden saham (stock Deviden) . pada saat menerima Deviden saham (stock Deviden) tidak dibuat jurnal tetapi dicatat dalam buku memorial. Hal ini penerimaan Deviden saham tidak diperlakukan sebagai pendapatan . penerimaan Deviden saham tidak mengakibatkan kenaikan aktiva perusahaan pemegang saham dan tidak mengakibatkan hak kepemilikan peruahaan, tetapi hanya akan menambah jumlah lembar saham yang dimiliki. Dengan demikian saldo rekening investasi dalam saham tidak berubah. Pengaruh adanya stock Deviden akan tampak pada harga perolehan perlembar yang semakin kecil .
Contoh :
PT Bunga memiliki 1.000 lembar saham biasa PT.Pisang yang dibeli dengan harga Rp. 12.500.000,00. (Harga perolehan per lembar Rp. 12.500,00). Pada tanggal 30 Desember 2005 PT. Pisang membagikan 1 lbr deviden saham untuk setiap 10 lembar saham yang dimiliki para pemegang saham.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka PT. Bunga akan menerima deviden saham sejumlah 100 lembar (1.000 lembar : 10). Penerimaan deviden saham ini akan dijurnal tetapi akan dicatat dalam buku memorial sebagai berikut :
Diterima 100 lembar saham biasa PT. Pisang sebagai deviden saham atas 1.000 lembar saham yang dimiliki , sehingga jumlah saham yang dimiliki menjadi 1.100 lembar dan harga perolehan menjadi Rp. 11363,64”.
5.Penjualan Investasi Dalam Saham
Apabila mengunakan metode ekuitas, maka pada saat penjualan kembali perusahaan harus membandingkan antara harga jual dengan nilai buku. Nilai buku adalah nilai yang tercantum (dilaporkan) pada rekening yang bersangkutan. Selisih antara harga jual dan nilai buku merupakan rugi/laba penjualan investasi. Untuk akuntansi penjualan saham akan dicatat dengan mendebit rekening kas sebesar jumlah yang diterima dan mengkreditkan Investasi dalam Saham sebesar nilai buku.
Contoh :
Dimisalkan pada tanggal 25 Januari 2006 PT. Pran menjaul 5.000 lembar saham Aryo @ Rp. 10.000 dengan kurs 125. Nilai buku untuk 30.000 lembar saham PT.Aryo adalah 363.000.000
Perhitungan
Dari rekening Investasi dalam Saham diatas, diketahui
  1. Nilai buku untuk 30.000 lembar saham PT. Aryo Rp. 363.000.000 Maka,
  2. Nilai buku untuk 5.000 lembar saham PT. Aryo yang dijual :
5000/30.000 x Rp.363.000.000 = Rp. 60.500.000
Harga jaul : 125/100 x 5000 x Rp.10.000       = Rp. 62.500.000
Nilai Buku                                                       = Rp. 60.500.000
Laba penjualan investasi                                    Rp. 2.000.000
Jurnal penjualan 2006
Jan. 25
Kas
Rp. 62.500.000
Investasi dalam saham PT. Aryo                    Rp. 60.500.000
Laba penjualan investasi                                 Rp. 2.000.000




Sumber






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKUITAS DAN SURAT BERHARGA HAGIAN

EKUITAS DAN SURAT BERHARGA Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu l...